JAVASATU.COM- TNI melalui Gugus Tugas Kedaulatan Pangan terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

Program ini menjadi wujud konkret TNI menjalankan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025, khususnya dalam membantu pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan di seluruh wilayah Indonesia.
Apa yang dilakukan TNI?
Gugus tugas ini mengakselerasi berbagai program pangan strategis nasional, seperti cetak sawah baru, pompanisasi, optimasi lahan, dan penyerapan gabah. Bahkan, TNI turut aktif mendampingi distribusi pupuk bersubsidi serta memperluas Luas Tambah Tanam (LTT) padi.
Seberapa besar capaiannya?
-
Cetak sawah baru: 129.000 hektar dari target 130.000 hektar
-
Pompanisasi: 36.989 unit dari target 48.184 unit (76,8%)
-
Optimasi lahan: 326.477 hektar dari target 352.853 hektar (92,5%)
-
Serapan beras: 2.743.875 ton (91,46% dari target 3 juta ton per 22 Juli 2025)
-
Realisasi SPHP Juli 2025: 2.222.560 kg dari target 98 juta kg
-
Penyaluran bantuan pangan: 26.855.940 kg dari target 365 juta kg
Siapa yang dilibatkan?
TNI mengerahkan kekuatan teritorial besar-besaran, termasuk:
-
15 Kodam, 47 Korem, 349 Kodim, 3.696 Koramil, dan 75.406 Babinsa untuk program SPHP dan bantuan pangan.
-
11 Kodam, 28 Korem, 171 Kodim, 915 Koramil, dan 8.601 Babinsa untuk kegiatan serapan gabah.
Kapan program ini digerakkan?
Program ini telah berlangsung sejak 2019 dan terus ditingkatkan pada 2024-2025, dengan realisasi signifikan tercatat hingga 21–22 Juli 2025.
Di mana saja dilakukan?
Program ini menyasar seluruh Indonesia, terutama wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), daerah pesisir, dan wilayah rawan krisis pangan.
Mengapa TNI turun tangan?
Menurut Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi, pangan kini menjadi isu strategis nasional.
“TNI memandang ketahanan pangan sebagai bagian dari pertahanan nasional. Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga wilayah, tapi juga sebagai penggerak kemandirian pangan dari desa hingga pusat,” ujarnya dalam keterangan pers di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (23/7/2025).
TNI juga mengoptimalkan lahan milik satuan untuk budidaya komoditas prioritas seperti padi, jagung, gandum, dan kedelai.
Sebanyak 87 Satuan Produksi Pangan Gugus (SPPG) dan 105 Batalyon Teritorial Pembangunan (YTP) telah dibentuk sebagai motor pembangunan berbasis pertanian lokal.
Bagaimana dampaknya?
Program ini telah menyentuh 214.763 penerima manfaat dan mendistribusikan bantuan pangan ke lebih dari 18 juta keluarga di 83 ribu desa di 38 provinsi. Langkah ini diyakini memperkuat ketahanan pangan nasional dan melindungi masyarakat dari ancaman krisis pangan global. (saf)