JAVASATU-SURABAYA- Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) adalah lembaga publik yang punya tanggung jawab dalam menggali dan memadukan segenap potensi seni dan budaya dengan mempertimbangkan karakteristik seni dan budaya daerah dalam rangkap pembentukan kebudayaan nasional dengan cara memberikan kontribusi gagasan dan usulan pembangunan di berbagai sektor melalui pendekatan wilayah budaya, etnik atau sub-etnik yang berada di tengah-tengah masyarakat Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Rapat Pleno Dewan Kesenian Jawa Timur, Ini Alasan Memakai Presidium – Javasatu.com
-
Dewan Kesenian Jawa Timur Launching Aplikasi E-Katalog Seniman – Kliktimes.com
Dalam rangka mewujudkannya Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) melalui Departemen Penerbitan dan Publikasi, menerbitkan Majalah Kidung yang saat ini sudah masuk ke edisi 42.
Sekretaris Eksekutif Dewan Kesenian Jawa Timur, Supriyadi menjelaskan “Kidung adalah majalah seni dan budaya yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur secara periodik yang berisi tulisan-tulisan terkait problem terkini berbagai bidang seni-musik, teater, rupa, tari, film, sastra, tradisional, kontemporer—dan budaya secara luas.”.
“Melalui penerbitan Majalah Kidung ini, Dewan Kesenian Jawa Timur khususnya Depertemen Penerbitan dan Publikasi dapat mengumpulkan tulisan-tulisan mendalam, baik berupa esai, opini, feature, ulasan, kritik, wawancara, liputan, catatan budaya dari penulis-penulis berbakat yang ada di Jawa Timur” lanjut Supriyadi, alumnus Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya.
“Tak hanya mengumpulkan tulisan-tulisan saja, tapi kemudian mengarsipkannya dalam bentuk majalah untuk kemudian distribusikan kepada komunitas-komunitas kesenian, instansi pemerintah, perguruan tinggi, sekolah, perpustakaan, dewan kesenian serta lembaga dan pihak-pihak lain yang memiliki perhatian terhadap kesenian,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Departemen Penerbitan dan Publikasi Dewan Kesenian Jawa Timur, Abdul Malik mengungkapkan apa yang ingin disampaikan pada masyarakat terutama para pegiat seni dengan diterbitkannya majalah ini.
”Majalah Kidung Edisi 42 yang terbit bulan November 2021 mengusung tema Tumbuh Bersama yang sejalan dengan spirit Dewan Kesenian Jawa Timur sepanjang tahun 2021 yang puncaknya pada terselenggaranya Jatim Art Forum tanggal 08-13 November lalu di Kota Batu”, kata Malik.
“Pada era pasca newnormal seperti saat ini, kesenian memang memerlukan sebuah cara pandang baru dalam melihat praktik, metode, dan penciptaan seni selanjutnya.” lanjut Malik.
“Tumbuh Bersama, adalah sebuah kerja mencari pola menghidupkan kembali seni yang menumbuhkan dan membesarkannya, melihat kenyataan fenomena wabah yang telah merubah banyak hal, proses penciptaan, metode, dan panggung dan distribusi pengetahuan,” kata Malik yang juga pengurus Bidang Penelitian dan Pengembangan Dewan Kesenian Malang 2020-2023.
“Penulis-penulis dalam Majalah Kidung ini mencoba melakukan pembacaan, pemaknaan, penafsiran dari keseluruhan peristiwa Jatim Art Forum, dalam kelengkapan karya kreatif atas pelbagai platformnya; kolaborasi lintas disiplin-media, ekosistem newnormal, laboratorium, seni dan masyarakat, berikut pembacaan atas ruang lingkupnya; pelaku, komunitas, kritikus, masyarakat, ekosistem baru”, ungkap Malik.
Tulisan-tulisan dalam Majalah Kidung Edisi 42 November 2021:
Tumbuh Bersama, Suara Semesta Pasca Newnormal Oleh Mahendra
“Pameran Seni Rupa Jatim Art Forum: Tumbuh Bersama Sosok Inspirator” Syarifuddin
“Migrasi Dari Yang Nyaman Hingga Menatap Yang Mapan” Oleh Arung Wardhana Ellhafifie
“Tiga Musisi Jatim Art Forum: Daya Gugah Uuntuk Tumbuh Lewat Inovasi, Tanpa Meninggalkan Tradisi Topeng” Oleh Guruh Dimas Nugraha
“Raket, Ajang Silaturahmi Topeng Jabung” Oleh Muhammad Nasa’i.
“Imunitas Kreatif Sastra Tutur Di Masa Pandemi “Oleh Riadi Ngasiran.
“Puisi Sebagari Senjata: Perihal Sastra Kerakyatan, Sastra Pergerakan dan Sastra Perlawanan Pergerakan” Oleh Djoko Saryono
“Dramaturgi Puisi, Tubuh, Yang Terbelah Dan Idetitas Yang Mengambang” Oleh Muhammad Fahruddin Al Mustofa.
“Tumbuh Bersama, Apanya?” Oleh M Zain Al Din
“Seni Tari Tradisional Bagi Kaum Milenial Jawa Timur Di Era Pandemi” Oleh Silfani Achmad Zakaria
“Tiga Tokoh Seni Jawa Timur: Tan Ik Heng, Mat Kauli, Mudjiono Emje” Oleh Achmad Muzakky Cholily
“’Cancut Tali Wondo’ Seniman Seni Pertunjukan Bangkit Bersama Di Era Pandemi Covid-19” Oleh Robby Hidajat.(ary)
Comments 8