JAVASATU-GRESIK- Untuk mengatasi masalah sampah di Kabupaten Gresik, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik membentuk Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI) Gresik, Senin (20/12/2021) bertempat di Aula Mandala Bhakti Praja Kantor Pemkab Gresik.
“Permasalahan sampah akhir akhir ini sudah sangat meresahkan. Sampah yang timbul ini perlu kesadaran kita bersama stakeholder dan komunitas pegiat lingkungan menjadi pemikiran kita bersama. Dan itu harus ditangani dengan para pegiat dan relawan lingkungan serta para pengolah sampah melalui bank sampah. Kita tidak bisa sendiri” tutur Gus Yani dihadapan 275 anggota Asosiasi Bank Sampah Gresik serta 43 Asosiasi Bank Sampah Indonesia Gresik secara online dan tatap muka.
Menurutnya, kontribusi pegiat peduli lingkungan melalui beberapa asosiasi bank sampah menjadi pelopor keteladanan yang inspiratif dan terus mengedukasi, sehingga ada nilai tambah dalam mengurai serta pengelolaan sampah.
“Dengan pengelolaan sampah lingkungan menjadi bersih, dengan niat yang ikhlas dan kuat mudah-mudahan Tempat Pengelolaan Sampah di Telaga Ngipik dan Belahan Rejo segera terealisasi di tahun 2022” ujarnya.
Gus Yani meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik terus membangun sinergitas dengan Bank Sampah dan Ekoton maupun penggiat lingkungan lainnya untuk berinovasi dalam pengelolaan sampah.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Gresik sangat mengpresiasi dan mendukung dalam pengelolaan dan penanganan sampah untuk mewujudkan Bank Sampah yang Kreatif dan Inovatif menuju Gresik Smart City” tandas Gus Yani.
Turut hadir dalam pelantikan ASOBSI Gresik, Ketua TP PKK Kabupaten Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani, Ketua Forum Gresik Kabupaten Sehat dr. Mawar, Ketua DPD ASOBSI Kabupaten Gresik Siti Fitria, Ketua DPP ASOBSI Provinsi Jatim Amar. P, Mewakili Kadis DLH Gresik Irwanto, serta Perwakilan dari PATTIRO, Dinas Kesehatan, dan Dinas PUTR Kabupaten Gresik.
Selanjutnya, Ketua TP PKK Kabupaten Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani yang akrab disapa Ning Nurul menyampaikan, Indonesia sudah darurat sampah, jika tidak ada agen agen dari Bank sampah termasuk Komunitas pegiat lingkungan maka akan menjadi suatu bom waktu.
“Bank sampah merupakan mitra dan wadah kita yang sangat peduli lingkungan dalam pengelolaan dan pengurangan sampah, dengan kreasi dan kreatifitasnya dalam pengelolaan sampah dapat memacu perekonomian” tandas Ning Nurul. (Bas/Saf)