Javasatu,Malang- Banyak cara dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan atau proklamasi 17 Agustus 1945. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh pemuda yang tergabung dalam karang taruna desa Jombok Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang ini, patut diapresiasi dan dicontoh generasi muda lainnya.
Meskipun terbilang sederhana, namun yang mereka lakukan ini membutuhkan perjuangan dan kerja ekstra keras.
Andita, Ketua Karang Taruna Pemuda Desa Jombok mengatakan, dirinya bersama teman kampung ingin memberikan penghargaan kepada para pahlawan yang telah berjasa merebut kemerdekaan.
“Saya ingin menghargai jasa pahlawan bangsa dengan membuat tempat bendera di gunung Gendero,” terang Andita dalam wawancara via WhatsApp Sabtu (10/8) 2019 siang.
Lebih jauh Andita menuturkan, karena namanya gunung Gendero (bendera) maka setiap tahun di bulan Agustus selalu dipasang bendera besar di puncak.
Biasanya untuk mengibarkan bendera maka sebelumnya selalu memotong bambu lalu dibawa ke puncak.
Dirinya saat ini ingin membangun tiang permanen dari besi agar lebih praktis. Sebagai gantinya untuk sementara, dipasang bendera kecil di sepanjang jalur pendakian.
Pengerjaan pembuatan tempat bendera ini biaya berasal dari kas karang taruna dan donatur. Jadi segala sesuatunya bersifat swadaya dan mandiri.
Untuk peralatan dipergunakan alat-alat seadanya dengan meminjam warga kampung dan saudara. Pengerjaan ini membutuhkan bahan berupa pasir dan koral dari bantuan dari saudara. Sedangkan untuk bahan besi beli di toko bangunan menggunakan biaya dari kas dan donatur.
Pengerjaan dimulai 4 Agustus sampai 14 Agustus yaitu mengangkut material pasir dan koral. Untuk pengecoran dilakukan tanggal 6 Agustus.
Andita berharap agar bisa mengibarkan bendera yang lebih besar lalu bertepatan tanggal 14 Agustus 2019, diadakan upacara di puncak gunung Gendero. Ia berkeinginan, agar gunung Gendero dikemudian hari bisa menjadi tempat wisata pendakian dan camping alternatif yang alami dan ramah lingkungan.
“Kebetulan saya menjadi ketua karang taruna. Dan saya ingin mengangkat pesona dan potensi desa kami. Meski sekarang masih swadaya, kami yakin upaya ini bisa berhasil,” tandas Andita bersemangat.
Walaupun sederhana, namun “proyek’ ini juga mengalami kendala. Kendala paling besar yaitu masalah tenaga penggarap untuk mengangkut material ke atas gunung.
“Doakan agar usaha kami bisa berhasil, karena kami ingin menghormati dan menghargai jasa-jasa pahlawan yang rela berkorban demi kemerdekaan,” tukas Andita. (had/jup)