JAVASATU.COM- Tradisi tahunan Sedekah Bumi kembali digelar Pemerintah Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik, pada Sabtu-Minggu (5-6/7/2025).

Gelaran ini tak hanya jadi ajang budaya, tapi juga menguatkan semangat persatuan antarwarga tiga dusun: Metatu, Medangan, dan Purworejo.
Kegiatan dimulai pada Sabtu (5/7) dengan khotmil Qur’an, ziarah makam para kepala desa, dan doa bersama Majelis Al Khidmah.
Momen khusus ditandai dengan penggantian nisan almarhum Setro Randim, Kepala Desa Metatu ke-5, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pendiri desa.
Puncak acara berlangsung Minggu (6/7/2025) dengan kirab budaya dan napak tilas sejarah.
Warga dari tiga dusun membawa simbol-simbol kehidupan: air, tanah, hasil bumi, dan gunungan.
Kirab ini dimulai dari masing-masing dusun dan berakhir di titik temu yang menandai terbentuknya Desa Metatu.
Kepala Desa Metatu, Diana Eviana, S.S., M.Med.Kom., menyebut kirab budaya ini bukan sekadar seremoni, melainkan penegas identitas kolektif warga.
“Simbol air adalah harapan, tanah melambangkan kehidupan bersama, hasil bumi mencerminkan kerja keras, dan gunungan berarti kemakmuran,” jelasnya.
Dengan tema “Nyawiji Roso, Noto Deso, Toto Tentrem Kertoraharjo”, Diana mengajak seluruh warga terus menjaga nilai-nilai warisan leluhur dan menjadikan tradisi ini sebagai pengikat generasi.
Sementara itu, perwakilan Pemerintah Kecamatan Benjeng, H. Rustam Subagyo, S.Pd.I., M.Si., menegaskan pentingnya menjaga tradisi sebagai identitas lokal.
“Ini bukan sekadar budaya, tapi juga bentuk rasa syukur dan kekuatan untuk membangun desa secara gotong royong,” ujarnya.
Sedekah Bumi Metatu 2025 ditutup dengan pesan kolektif: melestarikan kearifan lokal, memperkuat persatuan, dan melangkah menuju masa depan desa yang tenteram dan sejahtera. (Bas/Nuh)