
Javasatu,Gresik- Simpul Belajar GIRI (Gresik Iso Resik dan Inovatif) adalah wadah para Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang bergerak dalam lingkungan di Kabupaten Gresik. Sedangkan Bank Sampah Gemes merupakan bank sampah milik warga Desa Ngargosari, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
Keduanya menggelar diskusi terkait penataan dan pengelolaan lingkungan, terutama dalam urusan persampahan rumah tangga yang ada di Kabupaten Gresik. Sabtu (21/11/2020).
Diskusi bertempat di markas pengelola Bank Sampah Gemes, Fitria, Jalan Dewi Sekardadu dihadiri para anggota Simpul Belajar GIRI yaitu, Fatayat bidang KLH, ASBAG, PKK, RCC, Madani, Pattiro, KPG, IPPNU, FGKS, dan KPI. Juga dihadiri oleh USAID Madani Gresik.
Simpul Belajar GIRI mendapatkan pembinaan dalam hal mengelola sampah rumah tangga dari USAID Madani Gresik.
Field Coordinator USAID Madani Gresik, Mubarno TB mengatakan, simpul belajar GIRI tersebut sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik.
“Dan mengajak para pegiat lingkungan terutama dalam hal sampah itu, untuk mengelola dan menata limbah berupa sampah itu bisa menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai ekonomis” kata Mubarno. Sabtu (21/11/2020).
Menurut warga asal Kecamatan Ujungpangkah tersebut, caranya dengan pola pikir kreatif dan inovatif.
“Contohnya, terlebih dulu kita memberikan edukasi kepada warga agar mau memilah sampah rumah tangga sejak di rumah. Sehingga kita mendapatkan sampah mana yang bisa dijadikan misal kerajinan dan lain lain” terangnya.
Harapnya, limbah sampah yang ada di Kabupaten Gresik bisa bermanfaat dan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
“Bukan malah menjadi sampah yang tidak berguna” tegas Mubarno.

Sedangkan, Ketua FGKS, Nur Yakin mengucapkan, jika limbah sampah di Gresik dikelola dengan baik dan benar, selain menghasilkan nilai ekonomis, Gresik akan terlihat bersih dan sehat.
“Semoga Gresik menjadi kota resik dan inovatif, masyarakatnya menjadi sehat dan ekonomi bertambah makmur” kata Nur Yakin. Sabtu (21/11/2020).

Ditemui usai diskusi, pengelola Bank Sampah Gemes, Fitria mengatakan, dalam mengelola sampah untuk menjadi nilai ekonomis, syaratnya adalah dengan niat ikhlas.
“Iya itu kuncinya adalah kemauan dan niat ikhlas dari diri sendiri” pungkas Fitria. (Bas/Saf)