
Bulan Puisi Esai Desember 2022
Oleh: Dhenok Kristianti – Penulis Satupena Indonesia)
Salam literasi!
Dalam rangka menyemarakkan Bulan Puisi Esai, Desember 2022, komunitas Puisi Esai mencanangkan program “Kakak Asuh dan Kurator Puisi Esai”. Beberapa penulis terpilih menjadi “kakak asuh”, termasuk saya, yang bertugas membina sepuluh penulis puisi esai dan mengurasi karya mereka.
Nama-nama penulis yang bergabung dalam kelompok saya adalah Akaha Taufan Aminudin, Anies Septivirawan, Basuki, Lindung Ratwiawan, Nanang Sudjianto, Oka Swastika Mahendra, Sabatina Rukmi W., Slamet Hendro Kusumo, Tan Tjin Siong, dan Yani Andoko. Mereka berasal dari berbagai kota di Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Setelah menerima mandat sebagai “kakak asuh”, saya segera memilih 10 penulis di atas dan mengadakan pertemuan awal lewat zoom. Pada meeting pertama tersebut, saya mensosialisasikan pedoman penulisan puisi esai yang digariskan oleh penggagas Puisi Esai (Denny JA), memberi contoh-contoh puisi esai, dan menyemangati para penulis itu untuk segera melakukan riset dan menuliskan gagasannya dalam bentuk puisi esai.
Selanjutnya, mereka menyampaikan topik-topik yang akan mereka tulis. Ini membuat saya takjub. Mengapa? Ternyata ada beragam ide yang muncul. Akaha Taufan Aminudin menulis tentang tragedi pertandingan sepak bola yang terjadi di Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022,
Anies Septivirawan menyoal Kota Situbondo yang hampir-hampir tidak punya jati diri di bidang seni budaya, Basuki dan Oka Swastika menyoroti kasus pembunuhan Brigadir Joshua dari “kacamata” masing-masing, Tan Tjin Siong berkisah tentang birokrasi yang berdampak buruk pada kehidupan seorang warga masyarakat, Yani Andoko mengungkap getirnya nasib seorang guru, dan Sabatina Rukmini mengekspresikan perasaan tokoh yang mengalami pelecehan seksual.
Sedangkan Slamet Hendro Kusumo menyoroti “Petaka Kemanusiaan Gempa Cianjur” dan “Ego Sentris Kekuasaan” jadi sasaran ide tulisan Nanang Sujianto.
Setelah ide-ide di atas ditulis, proses kurasi pun akan dilangsungkan. Kami akan bertemu kembali lewat zoom dan membahas setiap karya yang masuk. Di situ kami saling memberi masukan, dan para penulis diberi kesempatan mengadakan perbaikan yang diperlukan.
Dengan langkah-langkah pembinaan yang didasari semboyan membawa puisi ke tengah gelanggang, saya yakin puisi esai yang dihasilkan ini dapat memberi manfaat dan dapat dinikmati masyarakat luas dari semua kalangan. (Dhenok Kristianti – Yogyakarta, 14 Desember 2022).
Selamat n sukses full buat Bu Denok kristiani… kapan akan ada event semacam ini lagi ya, Bu Denok… mohon infonya, nggih….
Selamat Succesfull Sedulur SatuPena SatuHati SatuJiwa SatuRasa KOMPAK KEBERSAMAAN sepanjang masa Succesfull Sedulur