Jangan Ngersulo di Depan Cermin
Oleh: Eko Windarto – Penulis Satupena Jawa Timur
Ketika kita menatap diri di cermin, kita seringkali berusaha mempercantik diri dan merapikan penampilan. Namun, apa yang terjadi jika kita tidak jujur pada diri sendiri tentang siapa sebenarnya kita? Jika kita tidak mengevaluasi kelebihan dan kelemahan kita secara akurat, kita bisa jadi terjebak dalam kebohongan diri dan kesulitan meraih potensi kita yang sebenarnya.
Terlepas dari makna literal, pesan moral di balik judul ini relevan dalam sejumlah aspek kehidupan. Misalnya, dalam percintaan, kita seringkali ingin menjadi sosok yang sempurna di depan pasangan kita. Namun, jika kita tidak jujur pada diri sendiri dan menghadapi kelemahan kita, hubungan tersebut akan kesulitan berjalan dengan baik dan bahkan berakhir hancur.
Selain itu, makna moral dari judul ini juga terkait dengan kejujuran dalam interaksi sosial. Terlalu sering kita mencoba menyembunyikan kelemahan kita dan mempertontonkan citra yang sempurna kepada orang lain. Namun, jika kita tidak jujur pada diri sendiri betapa sulitnya mengakui kelemahan kita, kita bisa saja melemparkan kesalahan pada orang lain dan meningkatkan ketidakpercayaan dalam hubungan sosial kita.
Di era media sosial saat ini, judul ini juga mengandung pesan penting tentang penampilan online. Kita seringkali berusaha menampilkan diri kita dalam citra yang sempurna di media sosial, tetapi kita tidak memberikan gambaran yang sebenarnya tentang keadaan hidup kita. Kita mengklaim hidup yang sempurna dan bahagia, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Sikap jujur pada diri sendiri dan menerima keadaan sebenarnya adalah langkah pertama menuju hidup yang lebih baik.
Dalam rangka menghindari jebakan kebohongan diri dan mencapai potensi sebenarnya, kita harus berani menghadapi kenyataan dan menerima kelemahan kita. Meskipun menghadapi ketidaksempurnaan diri seringkali sulit, itu adalah keputusan bijaksana untuk melakukan perubahan dan tumbuh. Dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain, kita juga harus berani membuka diri dan menunjukkan kelemahan kita. Ini merupakan langkah menuju penyembuhan dan pengembangan percaya diri yang membuat kita mampu mencapai potensi sejati kita. (*)
Biodata penulis:
Eko Windarto.Penulis SATUPENA Jatim.Juara 1 Cipta Puisi Singapura 2017. Antologi puisi: Nyiur Melambai, dan Perjalanan. Menyabet juara cipta puisi di beberapa negara. Juara 1 Cipta Esai Kota Batu 2023.Karyanya beberapa kali termuat di Kliktimes.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, mbludus.com, Kawaca.com, idestra.com, educasion.com, pilarbangsa.com, negerikertas.com, literania.com, kompasiana.com dll. Menetap di Jalan Melati 25 RT 33 RW 08. Sekarputih. Pendem. Kecamatan Junrejo. Kota Batu. Jatim. Email. ekowindarto84@gmail.com. WA. 085964247913.