Mbah Yongki dan Nyai Puthut
Oleh: Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES – Pegiat Seni Atraksi Tarung Ujung Mojopahitan – News Room Parekraf MCC Kota Malang
Dua hari yang lalu (Sabtu, 8/4/2023), sekitar pukul 21.10 – 01.15 WIB, di Sanggar Jagad Gumelar, Sukun, Kota Malang, saya jagongan dan ngopi bareng bersama beberapa Seniman Seni Atraksi Tradisi di Malang Raya. Sambil membahas wacana Kota Malang sebagai Kota Seni Pertunjukan. Hal ini, sebenarnya merespon dari hasil Jagongan Bareng Prof. Djoko Saryono yang dilaksanakan sebelumnya seminggu yang lalu di Ruang Kerja Parekraf lantai 5 Gedung MCC Kota Malang. Seniman Sepuh Seni Atraksi Tradisi, menitipkan pesan bahwa untuk juga mengangkat Seni Atraksi Tradisi di Malang Raya, khususnya di Kota Malang. Mulai dari Seni Atraksi Tradisi Jaranan, Bantengan, Rampak Barong, Pencak Dor, Tari Topeng, dan lainnya.
Lalu, pembahasan juga nyambung dengan rencana kegiatan: KUMPUL DULUR. Yang diisi dengan acara Tribute to Mbah Yongki Irawan, Launching Buku NYAI PUTHUT, Bebrayan Riyayan Seniman Atraksi Tradisi dan Budayawan, serta Performance Art lainnya sebagai pengisi acara. Terus terang, meskipun sudah difasilitasi tempat di Gedung MCC Kota Malang, tetapi masih membutuhkan dana untuk pelaksanaan acara tersebut. Beberapa mengusulkan gotong royong atau saweran. Seperti biasanya. Namun untuk acara Launching Buku NYAI PUTHUT karya Mbah Yongki Irawan, memang masih dibutuhkan dana percetakan yang lumayan besar. Meskipun ada beberapa pihak yang sudah berkenan menyatakan mau menyumbang. Termasuk Wali kota Malang, Drs. H. Sutiaji, juga sudah menyatakan berkenan mau menyumbang biaya percetakan dan penerbitan buku NYAI PUTHUT.
Meskipun demikian, setelah mengetahui sekilas isi buku NYAI PUTHUT karya Mbah Yongki Irawan tersebut, malah diusulkan bagaimana caranya agar semua perpustakaan sekolah, mulai dari SMP/ Sederajat, SMA/ Sederajat, hingga kampus-kampus Perguruan Tinggi di Malang Raya, berkenan membeli dan menyimpan buku NYAI PUTHUT tersebut sebagai salah satu koleksi perpustakaannya. Mbah Dali malah berseloroh, “Para Leluhur di Tanah Jawa ini pasti nyengkuyung dan nyembadani upaya penyebar luasan buku NYAI PUTHUT ini di seluruh sekolahan yang ada di Jawa Timur.”
Mbah Dali selama ini jarang muncul di panggung hiruk pikuk aktivitas kemasyarakatan dan kebudayaan di Malang Raya. Malah pasti menjauhinya. Beliau lebih senang menepi dan menyepi. Mungkin hanya sedikit orang yang mengenalnya secara dekat. Mbah Dali selama ini tinggal di sebuah gubuk lerengan jalur mau ke puncak Gunung Kawi. Sangat jarang mau turun gunung, dan terlibat dalam keramaian hiruk pikuk aktivitas kemasyarakatan. Mbah Dali juga menitipkan pesan, bahwa mulai bulan ini hingga satu tahun ke depan, yaitu tahun 2024, masyarakat berkebudayaan sangat diharapkan bisa “Ngemong Bebrayan” dan menjadi orang-orang yang mampu “Merukunkan Sedulurane “. Mawas diri. Eling lan waspodo.
Rencana kegiatan KUMPUL DULUR, akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 April 2023, pukul 18.00 – 21.00 WIB, di Gedung MCC Kota Malang. Acara ini GRATIS dan TERBUKA UNTUK UMUM. Siapapun boleh ikut hadir dan berpartisipasi.
Semoga, buku NYAI PUTHUT karya Mbah Yongki Irawan ini, benar-benar bisa disebarkan seluas-luasnya, mulai dari Kota Malang, Malang Raya dan Jawa Timur. Semoga juga, bisa disebarkan oleh Kementerian yang menaungi Pendidikan dan Kebudayaan. Pasti ada jalan. Yakin, Kita Bisa! Yakin Usaha Sampai. (*)