
Momentum
Oleh: Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES – Koordinator Pelayannya Pelayan Patembayan Nyai Puthut
Dari niat awalnya, acara Kumpul Dulur ‘Tribute To Mbah Yongki Irawan’ ditujukan untuk melaunching buku NYAI PUTHUT karya Mbah Yongki Irawan, sekaligus memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan penghormatan kepada Mbah Yongki Irawan. Yang diisi dengan acara Halalbihalal Budayawan dan Seniman, Performance Art serta Tumpengan Sedulur Papat Lima Pancer. Yang juga sebagai simbol mendoakan Mbah Yongki Irawan pada hari kelahirannya (26 April).
Ruangan, peralatan dan perlengkapan, sudah difasilitasi oleh gedung MCC Kota Malang, atas petunjuk dari Wali kota Malang.
Sedangkan perihal konsumsi dan lain-lainnya, termasuk dana operasional kegiatan hingga penerbitan buku NYAI PUTHUT, semuanya 100% murni dari hasil gotong royong (urunan & bantingan) secara sukarela. Dari Nasai Sabrang Panuluh, Gedeon (mncpublishing.com), Abdul Malik, Ken Kerta Linksos, Taufiq Saguanto, Isa Icha Aprilia (MalangGleerrr.com), Sam Idub Parekraf, Sam Ipul (Javasatu.com), dan beberapa sesepuh budayawan di Malang Raya.
Tidak ada sponsor atau donatur tunggal. Semuanya 100% murni hasil dari gotong royong.
Dari niat awal tersebut diatas, ternyata kita semuanya dikejutkan dengan dua kabar duka cita secara beruntun. Yang pertama, adalah meninggal dunianya Prof. Henricus Supriyanto. Beliau adalah sosok yang sangat berjasa dalam bidang literasi (dokumentasi & referensi) kebudayaan di Malang Raya. Mulai dari Ludruk, Budaya Panji, Wayang, dan lain-lainnya yang ada di Malang Raya. Tersebar di banyak buku-buku karya Prof. Henricus Supriyanto. Sungguh, kita semuanya pasti sangat berdukacita atas kepergian Beliau untuk selama-lamanya.
Yang kedua, adalah meninggal dunianya Agus Salim Gembo. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, sosok Agus Salim Gembo adalah seniman yang penuh bakat dan multitalenta. Sederhana, membumi dan aktif dalam berkegiatan sosial di Malang Raya. Agus Salim Gembo dikenal di berbagai komunitas seniman. Mulai dari seniman lukis, teater, sastra, musik dan lain-lainnya di Malang Raya, pasti pernah bersentuhan atau berkenalan dengan sosok Agus Salim Gembo.
Maka, dalam kurun waktu yang kurang dari satu bulan ini, kita semunya telah kehilangan tiga sosok manusia yang sangat luar biasa jasa, kiprah, karya dan kerjanya dalam bidang kebudayaan dan kesenian di Malang Raya.
Sebagai manusia biasa, kita semuanya tentu sangat berduka, sedih dan kehilangan yang begitu berarti. Sebagai orang-orang yang pernah kenal, dekat dan berinteraksi dengan ketiga sosok tersebut, kita tentu harus menerimanya dengan lapang dada dan mengikhlaskan kepergiannya untuk selama-lamanya.
Sebagai insan yang berkepribadian dalam kebudayaan, kita semunya tentu harus berani berkaca, mengambil hikmah dan menyerap nilai-nilai keluhurannya. Guna untuk mengkoreksi diri sendiri setajam-tajamnya. Lalu, membenahi diri sendiri, dengan berani mengambil langkah-langkah ke depan yang lebih terhormat, beradab dan bermanfaat.
Dengan demikian, kita bisa membaca ada tiga Momentum atas hikmah dukacita yang sedang kita rasakan saat ini. Yang pertama, adalah momentum untuk membangun dan memperkuat keguyub-rukunan seluruh seniman dan budayawan di Malang Raya. Entah disadari atau tidak, kita justru bisa berkumpul, bertemu, bercengkrama dan melupakan segala perbedaan yang ada di antara kita semuanya, justru ketika kita bersama-sama takziah atau mengantar jenazah orang yang sangat berarti bagi kita semuanya. Kita disatukan dalam ikatan dukacita yang sama-sama kehilangan. Kita harus mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa ini. Lalu, membangun kesadaran bersama untuk selalu menjaga keguyub-rukunan dan kegotong-royongan di antara kita semuanya. Saling mendoakan, saling memperkuat, saling menghormati, saling mengapresiasi dan saling menghidupi.
Yang kedua, adalah momentum untuk terus-menerus membangun kesadaran dalam ketekunan mendokumentasikan karya-karya, hasil kerja, rekam jejak dan kiprah nyata, sebagai seniman maupun budayawan. Baik dokumentasi berupa buku, foto, video dan lain-lainnya. Agar setelah kepergian diri kita untuk selama-lamanya, kita mempunyai “warisan” yang mungkin bisa jadi obor penerang, inspirasi dan pemicu daya kreatifitas bagi generasi-generasi yang akan datang. Dengan demikian, karena ketekunan dalam mendokumentasikan karya-karya, hasil kerja, rekam jejak dan kiprah nyata, kita juga turut membangun peradaban yang lebih beradab dan berbudaya. Hidup kita benar-benar bermakna dan bermanfaat. Baik bagi generasi saat ini, maupun bagi generasi-generasi yang akan datang di masa depan. Menjadi Rahmatan lil alamin.
Yang ketiga, adalah momentum untuk saling memaafkan. Karena masih di bulan syawal Idul Fitri, bulan yang penuh dengan ampunan, rahmat dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa, maka kita semuanya menemukan momentum untuk saling memaafkan. Melebur segala kesalahan dan kekhilafan, dalam samudera ampunan yang seluas-luasnya. Dengan saling memaafkan, semoga kita tidak lagi mempunyai beban-beban di masa lalu. Meskipun semua bentuk tanggung jawab, tetap harus dituntaskan. Dengan saling memaafkan, semoga apapun langkah diri kita masing-masing ke depan, menjadi semakin ringan, membahagiakan dan mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada siapapun yang membutuhkan. Setiap karya, kerja, aksi dan kiprah diri kita masing-masing ke depannya, menjadi semakin berdaya, mencerahkan dan bermanfaat bagi umat manusia seluas-luasnya. Amiiiinnn….

Maka, acara Kumpul Dulur ‘Tribute To Mbah Yongki Irawan’ ditujukan untuk melaunching buku NYAI PUTHUT karya Mbah Yongki Irawan, sekaligus memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan penghormatan kepada Mbah Yongki Irawan, yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 April 2023, pukul 18.00 – 21.00 WIB, di Ruang Bioskop Studio lantai 5 gedung MCC Kota Malang, ditambahkan dengan acara Doa Bersama dan Apreasiasi kepada: Mbah Yongki Irawan, Prof. Henricus Supriyanto dan Agus Salim Gembo.
Acara ini Gratis dan Terbuka untuk Umum. Siapapun boleh ikut hadir langsung, tanpa syarat apapun.
Drs. H. Sutiaji, selaku Wali kota Malang, telah menyatakan diri untuk hadir dalam acara ini. Beliau hendak menepati janjinya kepada kita semuanya, pada saat Beliau hadir dalam mengantar jenazah Mbah Yongki Irawan di rumah duka (Janti Gang Padepokan), khususnya untuk mengawal penerbitan, launching dan penyebaran buku NYAI PUTHUT karya Mbah Yongki. Semoga, tidak ada halangan yang merintangi kehadiran Drs. H. Sutiaji (Wali kota Malang) bersama kita dalam acara ini. Tentu, kita harus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk, arahan dan dukungan Beliau, sehingga acara ini bisa terselenggara dengan baik.
Karena acara ini akan dihadiri oleh Drs. H. Sutiaji, selaku Wali kota Malang, serta merupakan acara Halalbihslsl dan Saling Apresiasi, maka setiap peserta yang hadir diberikan hak dan waktu untuk menyampaikan aspirasi dan apresiasinya. Diberikan waktu maksimal 5 – 7 menit untuk menyampaikan aspirasi dan apresiasinya. Tentu, yang kita butuhkan adalah: Ide, Pemikiran dan Solusi. Menjaga kehormatan bersama, memperkuat semangat bersama. Untuk membangun ekosistem kesenian dan kebudayaan di Malang Raya.
Aspirasi dan apresiasi yang diberikan bisa berupa puisi, musik, lukisan, sastra, esai, monolog, dan lain-lainnya. Untuk bisa mendapatkan hak dan waktu guna menyampaikan aspirasi dan apresiasinya, bisa langsung kontak dengan Nasai Sabrang Panuluh (0856 4669 4641) atau Sam WES (081 333 444 571)
Acara ini guyub rukun dan gotong royong. Tidak ada kepanitiaan, yang ada adalah kesadaran dan pelayanan. Nasai Sabrang Panuluh dipercaya sebagai koordintor pelayanan. Sedangkan saya (Sam WES), dipercaya sebagai koordinator pelayannya pelayan. Semuanya 100% hasil dari urunan, guyub rukun dan gotong royong. Kesadaran & Pelayanan.
Matur sembah nuwun sanget kepada Para Sesepuh yang sudah berkenan nyengkuyung dan mendoakan suksesnya gelaran acara KUMPUL DULUR ini. Kepada Mbah Sholeh Tumpang, Mbah Syamsu Soeid, Mbah Karjo Pusposariro, Mbah Priyo Sunanto Sidhy, Mbah Pri Raden, Mbah Djati Kusumo, Mbah Bardi, Cak Suroso Topeng, Cak Boy Kancil, dan lain-lainnya yang belum tersebutkan. Matur sembah nuwun sanget. Semoga Panjenengan semuanya selalu sehat, bahagia, makmur, sejahtera, damai dan hidup mulia. Matur sembah nuwun sanget juga kepada seluruh keluarga besar Mbah Yongki Irawan, Prof. Henricus Supriyanto dan Sam Agus Salim Gembo. Matur sembah nuwun sanget kepada seluruh pihak-pihak yang belum tersebutkan namanya. Panjenengan semuanya sungguh istimewa.