email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Rabu, 22 Oktober 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Mulat Sarira dan Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa

[Esai]

by Redaksi Javasatu
9 Januari 2024

BacaJuga :

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Politik Utang: Tata Kelola dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Kewajiban Negara

Ilustrasi

Mulat Sarira dan Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa

Oleh: Eko Windarto – Penulis Satupena Jawa Timur

Judul yang saya sodorkan ini sangat menarik dan menggelitik untuk saya tulis karena mengandung dua lapis makna, yaitu makna permukaan dan makna yang lebih dalam. Permukaan maknanya mungkin merujuk pada dua buku yang berbeda yaitu “Mulat Sarira” dan “Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa”. Namun, makna yang lebih dalam mungkin terkait dengan cara kita melihat dan memahami dunia di sekitar kita dari perspektif yang berbeda. Ini dapat mencakup cara kita mengevaluasi karya seni dan sastra, bagaimana pemahaman kita tentang kehidupan dan pengalaman dipengaruhi oleh pandangan kita, serta bagaimana budaya, agama, dan lingkungan sosial kita dapat mempengaruhi sudut pandang yang kita miliki.

Dalam esai ini, saya akan mengeksplorasi makna yang lebih dalam dari judul “Mulat Sarira” dan “Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa” dan bagaimana karya-karya tersebut dapat mempengaruhi sudut pandang pembaca dalam memahami dunia di sekitar kita.

Buku “Mulat Sarira Otokritik Manusia” oleh Doktor. Slamet Hendro Kusumo merupakan salah satu karya sastra kontemporer Indonesia menggambarkan kehidupan di awal abad 05. Dalam buku ini, Doktor Slamet Hendro Kusumo menggambarkan karakter utamanya yang ambigu secara budaya, yaitu spiritual, sosiologi, psikologi, etnografi, fisolofi, kekenesan politik, budaya toto laku kehidupan serta bagaimana karakter tersebut menavigasi identitas mereka yang kompleks saat menjalani kehidupan modern yang berubah dengan cepat. Buku ini menunjukkan bahwa pandangan kita tentang identitas, kebangsaan, dan agama dapat berubah seiring waktu dan pengaruh lingkungan kita. Oleh karena itu, membaca “Mulat Sarira” dapat membantu kita memahami berbagai perspektif dan pengalaman manusia yang mungkin berbeda dengan milik kita.

Di sisi lain, “Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa” adalah bentuk refleksi yang mengeksplorasi kehidupan sehari-hari dan hubungan antara manusia dan alam. Saya mencoba mengajak pembaca untuk merenungkan pandangan orang lain tentang dunia. Meskipun tidak secara langsung menyebutkan cara pandang yang berbeda, saya ingin memperkenalkan cara pandang yang berbeda dari kebanyakan pandangan yang biasa kita lihat dalam buku atau media lain. Oleh karena itu, membaca “Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa” dapat membantu kita melihat dunia dari perspektif berbeda yang lebih sensitif dan terlibat secara emosional.

ADVERTISEMENT

Ketika membaca kedua pendapat atau cara pandang ini, pembaca dapat mulai melihat dunia dari sudut pandang berbeda, yang memungkinkan kita untuk lebih memahami pengalaman orang lain dan perspektif yang berbeda. Itu memberi kita kemampuan untuk merenungkan segala sesuatu dalam perspektif yang lebih empatik dan membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan dunia di sekitar kita. Sebagai masyarakat, kita sering dihadapkan dengan perbedaan budaya, agama, maupun etnis, dan dengan merenung kita bisa memahami bahwa manusia itu terlahir dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda satu sama lain.

Dalam kesimpulannya, “Mulat Sarira” dan “Suara Burung Dipandang dari Sudut Rasa” adalah cara pandang yang saling melengkapi dan dapat membuka pandangan kita tentang dunia. Keduanya menawarkan perspektif yang berbeda dalam menggambarkan pengalaman manusia dan membantu pembaca untuk memahami berbagai sudut pandang yang mungkin berbeda dari diri kita. Oleh karena itu, membaca kedua cara pandang ini dapat membantu kita melihat dan memahami dunia dari sudut pandang yang lebih luas dan kompleks. Dengan begitu, kita dapat mengembangkan pemahaman lebih mendalam tentang diri kita, masyarakat kita, dan lingkungan sosial kita secara menyeluruh. Dan dapat diaplikasikan untuk mencapai harmoni dan keseimbangan di antara kita, orang lain, dan lingkungan sekitar kita. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Eko WindartoSatupenaSatupena Jatim

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Dapur SPPG Yayasan Batik Tulis Celaket Malang, Siapkan Sajian Menu ala “Sultan”

Konsep Ramah Lingkungan Jadi Fokus Revitalisasi Alun-Alun Merdeka Malang

ADVERTISEMENT

Sinergi BPJS Kesehatan dan PPAD Perkuat Literasi JKN bagi Purnawirawan TNI AD

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Disnaker Kabupaten Pasuruan Hadirkan Pelatihan Kerja Hingga Pelosok Desa

Prev Next

POPULER HARI INI

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Kicaumania Kota Malang Desak Pemkot Buka Kembali Wisata Gantangan Malang Satu Titik

Aksigura 2025 di Dukun Gresik Meriah, Ratusan Guru dan Siswa RA Unjuk Kreativitas dan Prestasi

Pengamat Puji Terobosan Korlantas Polri: Bukti Nyata Transformasi Pelayanan Publik Era Prabowo

BERITA LAINNYA

Sinergi BPJS Kesehatan dan PPAD Perkuat Literasi JKN bagi Purnawirawan TNI AD

Disnaker Kabupaten Pasuruan Hadirkan Pelatihan Kerja Hingga Pelosok Desa

Pengamat Puji Terobosan Korlantas Polri: Bukti Nyata Transformasi Pelayanan Publik Era Prabowo

Pengamat Nilai Setahun Pemerintahan Prabowo: Program SR, Kopdeskel dan MBG Berdampak Nyata untuk Rakyat

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

Fatayat NU Dukun Meriahkan Hari Santri Nasional 2025 dengan Senam dan Jalan Santai

Sam Ali dan Persema Legends Hidupkan Sepak Bola Malang Lewat Trofeo BRI & Laga Terbuka Gajayana

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved