MCC adalah Masa Depan Kota Malang
Oleh: Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES – Konsultan Ekonomi Kreatif Indonesia
JAVASATU.COM- Secara operasional, Gedung Malang Creative Center (MCC) Kota Malang sudah berjalan selama satu tahun penuh (2023). Uji coba operasional dan soft launching gedung MCC Kota Malang, memang dimulai sekitar bulan November 2022 – Februari 2023, dengan berbagai rangkaian kegiatan dari pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang. Di antaranya ada Festival Mbois, Malang Creative Book Fair, Festival Inklusi dan lain-lainnya. Grand Launching MCC Kota Malang dilaksanakan pada bulan September 2023. Lantas, bagaimana evaluasi hasil dan pencapaiannya? Kenapa hal ini sangat penting untuk diajukan bersama?
Dari awal, keberadaan Gedung MCC Kota Malang sudah mendapatkan beragam reaksi pro dan kontra. Hal ini sangat wajar. Mengingat, tidak semuanya mengerti dan memahami perihal ekosistem ekonomi kreatif. Bahkan, Pemerintah Daerah Kota Malang, yaitu Eksekutif Pemkot Malang dan Legislatif DPRD Kota Malang, juga banyak yang belum mempunyai pemahaman yang baik perihal perkembangan ekosistem ekonomi kreatif. Sehingga, memunculkan banyak pemikiran pro dan kontra yang beragam. Sekali lagi, hal tersebut sangat wajar dan bisa dimaklumi. Dengan catatan, bahwa pikirannya harus terbuka terhadap dinamika perkembangan jaman, serta tidak ditunggangi kepentingan politik praktis.
Dari awal, Framework Operasional MCC adalah sebagai inovasi model dan metode pemberian insentif yang baru, yang diberikan untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. Dengan keberadaan gedung MCC Kota Malang, maka Pemkot Malang memberikan insentif dengan model dan metode yang mendukung pembangunan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. Ini adalah inovasi pionir dalam pemberian insentif daerah. Belum ada benchmark yang bisa dijadikan acuan. Artinya, Kota Malang sebagai pelopor inovasi model dan metode pemberian insentif yang baru. Selama ini, yang banyak diketahui model insentif yang diberikan oleh pemerintah daerah adalah semacam pemberian bantuan sosial, tax holiday, dispensasi khusus, dan lain-lainnya. Karena merupakan inovasi model dan metode pemberian insentif yang baru, maka wajar jika belum ada parameter dan indikator yang bisa diformulasikan untuk mengukur kinerja serta outcome yang dihasilkan oleh MCC secara baku.
Selain itu, dari awal Peran MCC adalah mempertemukan Inisiator, Inovator, Fasilitator, Kolaborator & Investor. Dengan tujuan utamanya adalah Penurunan Angka Pengangguran, Peningkatan Nilai Eksport & Nilai Jual, serta Peningkatan PAD Kota Malang. Apakah peran dan tujuan utama dari MCC selama satu tahun 2023 telah tercapai? Bagaimana data output dan outcome yang sudah dihasilkan oleh MCC selama satu tahun 2023?
Sepanjang tahun 2023, di Gedung MCC telah terlaksana sebanyak 3.269 event. Jika dari data tersebut dilakukan konversi pemberian insentif Pemkot Malang sebesar Rp. 2.000.000,-/ event, maka sebenarnya valuasi total dari insentif yang sudah diberikan oleh Pemkot Malang adalah sebesar 3.269 Event x Rp. 2.000.000,- = Rp. 6.538.000.000,- (lebih dari 6,5 Miliar Rupiah). Artinya, melalui keberadaan MCC Kota Malang, sebenarnya Pemkot Malang telah memberikan insentif kepada para pelaku ekonomi kreatif sebesar lebih dari 6,5 Miliar Rupiah. Insentif tersebut diberikan dalam bentuk penggunaan ruang, fasilitas dan pelayanan, yang ada di dalam gedung MCC Kota Malang.
Sepanjang tahun 2023, di gedung MCC telah diberikan program fasilitasi dan insentif, kepada sebanyak 2.902 Pelaku Ekonomi Kreatif. Hal tersebut sesuai dengan peran dan tujuan keberadaan MCC Kota Malang, yaitu penurunan angka pengangguran. Serta melahirkan ribuan wirausaha dalam ekosistem ekonomi kreatif. Yang diharapkan mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Yang dimulai dari program-program fasilitasi dan pemberian insentif, melalui fasilitas dan layanan yang ada di dalam gedung MCC Kota Malang. Sehingga, keberadaan gedung MCC bukan hanya mampu menurunkan angka pengangguran semata-mata. Tetapi juga menjadi wahana inkubasi untuk melahirkan ribuan wirausaha yang diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya. Sekaligus untuk menekan angka kemiskinan dan memperkecil kesenjangan sosial di Kota Malang.
Sepanjang tahun 2023, di dalam gedung MCC Kota Malang telah diberikan fasilitasi dan insentif ekonomi kreatif, kepada sebanyak 258.221 Orang Penerima Manfaat. Jika diasumsikan dengan valuasi sebesar Rp. 200.000,-/ Orang Penerima Manfaat, maka sebenarnya Pemkot Malang telah berhasil memberikan fasilitasi dan insentif ekonomi kreatif sebesar Rp. 200.000,- x 258.221 Orang Penerima Manfaat = Rp. 51.644.200.000,- (lebih dari 51,6 Miliar Rupiah). Artinya, jika dihitung dengan metode valuasi insentif ekonomi kreatif, sesungguhnya Pemkot Malang telah berhasil memberikan insentif sebesar lebih dari 51,6 Miliar Rupiah kepada sebanyak 258.221 Orang Penerima Manfaat.
Maka, jika kita melihat serta menganalisa data valuasi dari fasilitasi dan insentif ekonomi kreatif yang sudah diberikan oleh Pemkot Malang melalui keberadaan gedung MCC Kota Malang, sesungguhnya Pemkot Malang sudah berhasil menjadi pionir sekaligu pelopor dalam inovasi model dan metode pemberian insentif ekonomi kreatif di Indonesia. Adakah pemerintah daerah lainnya di Indonesia, yang bisa mengalahkan capaian prestasi dalam pemberian insentif ekonomi kreatif? Tidak ada! Kota Malang juaranya se-Indonesia. Apakah hal ini tidak menjadi kebanggan bagi kita semuanya sebagai warga Kota Malang?
Sebagai catatan data tambahan, ternyata selama satu tahun 2023 yang lalu, masih terdapat lebih dari 600 Events yang tidak terakomodir di dalam gedung MCC Kota Malang. Apa artinya? Ternyata, minat dan pertumbuhan inisiatif untuk terus membangun ekonomi kreatif di Kota Malang sangat tinggi. Buktinya, ternyata masih ada lebih dari 600 Events ekonomi kreatif di Kota Malang yang belum bisa diakomodir di dalam gedung MCC Kota Malang. Maka, seharusnya Pemkot Malang harus segera menggenjot kembali program-program inovasi dan pemberian insentif, untuk meningkatkan pelayanan publik di dalam ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. Apalagi, saat ini Kota Malang sedang memperkuat kapasitasnya untuk mampu menjadi Kota Kreatif Dunia pada tahun 2025. Masih banyak hal yang harus segera disiapkan dan dikerjakan.
Jika kebutuhan dana operasional gedung MCC Kota Malang pada tahun 2023 lalu, dianggarkan sebesar 6 Miliar Rupiah, maka pada tahun 2024 ini sudah dianggarkan sekitar 4 Miliar Rupiah. Hal ini tentu sangat kontradiktif. Bahkan sangat kontra produktif. Pada saat ke depan gedung MCC Kota Malang diharapkan mampu mencapai target yang lebih tinggi dari tahun 2023 yang lalu, justru dana operasional gedung MCC Kota Malang diturunkan menjadi sekitar 4 Miliar Rupiah. Belum lagi dengan daya upaya untuk menjadikan Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia 2025. Tentu saja, hal tersebut pasti berdampak pada seluruh stakeholder yang menggerakkan dan menghidupi gedung MCC Kota Malang. Termasuk Diskopindag Kota Malang, Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang, dan berbagai komunitas ekonomi kreatif yang saat ini sudah ada di dalam gedung MCC Kota Malang.
Melihat fenomena politik anggaran di dalam portur APBD Kota Malang tahun 2024 ini, kita bisa berasumsi bahwa Pemkot Malang sedang tidak seserius tahun 2023 kemarin untuk terus membangun dan mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. Padahal, jika kita membaca dan menganalisa semua capaian-capaian yang sudah diraih oleh MCC Kota Malang, seharusnya MCC Kota Malang mampu menjadi masa depan Kota Malang. Cobalah sekali lagi baca, analisa dan kembangkan daya cipta, untuk membaca keberadaan gedung MCC Kota Malang sebagai Masa Depan Kota Malang. Tidak sulit, selama tujuan utamanya adalah membangun kesejahteraan bagi seluruh warga Kota Malang melalui Mindset Ekonomi Kreatif.
Meskipun selama tahun 2023 lalu MCC telah berhasil meraih berbagai capaian luar biasa dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang, tidak bisa dipungkiri juga masih terdapat beberapa hal yang perlu dikoreksi dan segera diperbaiki. Berbagai hal yang perlu dikoreksi dan segera diperbaiki di dalam MCC Kota Malang, bisa dijadikan bahan Rembug Ekonomi Kreatif. Pemkot Malang sebagai Instrumen Pelayanan Publik, bersama Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang, harus melakukan evaluasi, konsolidasi dan proyeksi yang benar-benar terukur sesuai dengan data dan realita yang ada.
Sekarang, tantangan utamanya adalah bagaimana strategi komunikasi massa untuk membangun kesadaran, semangat dan inisiatif partisipasi dari seluruh warga Kota Malang, untuk bersama-sama membangun Kota Malang, dengan ekosistem ekonomi kreatif sebagai wahana utamanya. Sehingga, keberadaan gedung MCC Kota Malang benar-benar bisa dipastikan menjadi katalisator dalam berbagai program pembangunan daerah Kota Malang. Mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia poada tahun 2025. Yakin Usaha Sampai, Yakin Hidup Sukses!. (*)