
Suporter Arek Malang
Oleh: Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES – Pegiat Sosial dan Budaya Arek Malang
Kita banyak belajar dari Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Jelas, kita tidak akan pernah melupakan tragedi tersebut. Bahkan sudah tercatat dalam sejarah kelam sepak bola Nasional, hingga menjadi memori tragedi sepak bola di level dunia. Lantas, apa yang bisa kita lakukan sekarang? Tragedi di masa lalu sudah terjadi, dan pasti tidak bisa dirubah. Tapi masa depan masih menjadi milik kita. Dan hidup itu memang harus ke depan, bukan ke belakang. Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang harus kita jadikan catatan penting dan pelajaran hidup. Agar tragedi tersebut di masa depan tidak lagi terulang di mana saja.
Memang, Arek Malang bukan hanya identik dengan sepak bola. Masih ada sangat banyak bidang lainnya, yang menonjol juga menjadi identitas Arek Malang sampai level nasional. Arek Malang juga terkenal dengan Musik, Tinju, Seni, Wayang Topeng, Pariwisata, serta pusatnya Ekonomi Kreatif di Indonesia. Semuanya ada di Malang Raya. Maka, sangat wajar jika membahas Arek Malang selalu ada banyak topik, tema dan kebaruan. Seperti mata air peradaban yang tidak pernah ada habis-habisnya. Selain itu, Arek Malang memang mempunyai beragam spektrum dan keaneka ragaman karya dan daya cipta inovasi.
Maka, istilah Suporter Arek Malang tumbuh dalam beragam aktivitas kreatif, yang memperkuat daya dukung berbagai bidang dan sektor yang ada di Malang. Bukan hanya dalam bidang olahraga, tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya. Semuanya mendapatkan dukungan dari Suporter Arek Malang, dengan daya cipta dan kreativitas yang penuh inovasi dan solusi. Namun semuanya masih belum terkoordinasi dan terorganisir dalam satu kesatuan yang harmoni. Sehingga ketika menghadapi suatu permasalahan, seperti terjadinya Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, dan ketika berhadapan dengan hukum, masih belum mempunyai kekuatan masif, terstruktur dan sistematis yang sangat dibutuhkan pada saat-saat seperti itu. Hal inilah menjadi pelajaran bagi kita semuanya.
“Kita sudah membangun komunikasi dengan Aparat Penegak Hukum, mulai dari kepolisian dan kejaksaan, serta bersama beberapa tokoh Arek Malang, untuk bersama-sama menyusun wadah organisasi Suporter Arek Malang,” ujar Dendy Kusumawardhana, selaku Ketua IMR, saat menemui Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Bhudi Hermanto pada Jum’at (23/6/2023).
“Kita banyak mendapatkan pelajaran hidup dari Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Untuk itu, kita harus sudah mulai berbenah diri dan membangun wadah organisasi Suporter yang mempunyai badan hukum. Serta mendapatkan dukungan dari semua pihak. Langkah ini memang berat, tapi harus berani kita jalankan. Untuk membangun masa depan hidup kita semuanya,” sambung Dendy Kusumawardhana.
“Tentu kami sangat mendukung ikhtiar dari arek-arek Malang yang hendak membangun wadah organisasi Suporter yang berbadan hukum. Harapannya, ke depan bisa menjadi solusi serta memberikan terobosan dalam berbagai bidang yang ada di Malang,” ujar Kombes Pol Bhudi Hermanto, selaku Kapolresta Malang Kota.
Menurut Dendy Kusumawardhana, wadah organisasi Suporter Arek Malang, yang disingkat SAM ini, ke depannya akan terus membangun komunikasi dan silaturahmi dengan berbagai pihak. Sangat terbuka untuk menerima berbagai masukan, khususnya untuk bersama-sama membangun daerah Malang Raya dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, SAM ini harus berbadan hukum yang jelas dan kuat. Agar langkah-langkah selanjutnya bisa lebih nyaman, aman dan benar-benar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Malang Raya. Baik yang tinggal di dalam daerah Malang Raya, maupun bagi yang berada atau tinggal di luar daerah Malang Raya.
Masih banyak kerja-kerja strategis lainnya, yang harus segera dilakukan oleh wadah organisasi Suporter Arek Malang (SAM). Dan semua kerja-kerja strategis tersebut, sangat membutuhkan bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Selain itu, SAM juga harus segera menyusun peta jalan, rencana aksi dan program kerja yang jelas untuk terus melangkah ke depan. (*)