Javasatu,Malang- Haul Akbar Al Maghfurlah KH Istamar Hanafi ke 34 Singosari Malang sekaligus menjadi ajang temu kangen alumni santri.
Acara di gelar di Pesantren Tahfidz Syafa’atul Qur’an (PTSQ) Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada Sabtu 27 Februari 2021.
Ratusan alumni santri dari berbagai daerah di Indonesia seperti Banten, Jakarta, Kediri, Sidoarjo, Blitar, Pasuruan, Nganjuk, Malang, Bogor dan daerah lain hadir memenuhi pelataran pondok.
Turut hadir, KH Abdul Kholiq Syamsuri pengasuh Madrasatul Qur’an Assalafiyah Tumapel Singosari dan keluarga besar Ponpes Darul Qur’an Watugede Singosari yang dirikan sang maestro sejati dalam pencerahan cahaya Al Qur’an yakni KH Mustain Syamsuri.
Ustadz Abdur Rohim selaku Penggerak acara haul yang didampingi Arini mengatakan, tak sedikit alumni santri PTSQ Singosari saat ini sudah menjadi kiai dan mengasuh pesantren di Indonesia.
“Seperti KH Salam Tulungagung, KH Ali Wafa dari Blitar dan masih banyak lagi” kata Rohim, Sabtu (27/2/2021).
Berita Terkait: KH Istamar Singosari Tak Bisa Melihat Namun Dapat Membaca Al Qur’an – Javasatu.com
Menurut Rohim, haul KH Istamar ke 34 ini menjadi momen penting, karena juga menjadi ajang temu kangen para alumni santri.
“Iya, ini salah satu cara merekatkan tali silaturahmi antar santri, sehingga para santri satu dengan yang lainnya biar ingat, kalau orang jawa bilang agar ‘gak kepaten obor’. Dan juga acara haul beliau KH Istamar ini tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat” ungkap Rohim diamini Arini.
Selanjutnya, Ketua Pelaksana Haul ustadz Sholihin menerangkan, haul ke 34 KH Istamar diisi dengan khotmil qur’an dari para alumni santri pesantren.
“Khataman diselenggarakan di 33 tempat atau majelis yang tersebar di seluruh musala dan rumah warga yang ada di Desa Langlang. Setiap majelis terdiri dari 4 hingga 5 Hafidz (penghafal Al Qur’an). Untuk khataman dimulai pukul 06.00 sampai jam 14.00 wib, tahlil dan doa. Lanjut temu kangen” papar ustadz Sholihin, Sabtu (27/22021).
Menurut ustadz Sholihin, KH Istamar merupakan kiai pertama yang hafal Al Qur’an dalam kondisi tidak bisa melihat (buta).
“Iya, acara ini sebagai penghormatan dan penghargaan kepada beliau sang guru (KH Istamar). Karena beliau itu sosok yang sangat ikhlas kepada para santri dan masyarakat desa Langlang” ucap dia.
Ia berharap, kedepan acara seperti ini tetap berlanjut dan lebih meriah lagi.
“Semoga acara ini menjadi istiqomah setiap tahun” pungkasnya.
Kepada Javasatu.com salah satu alumni santri yang saat ini mengasuh pesantren Mambaus Syafa’atil Qur’an di Kelurahan Gedok, Sanan Wetan Kota Blitar, KH Ali Wafa mengatakan, dirinya sangat bangga dan beruntung bisa menimbah ilmu di Pesantren Tahfidz Syafa’atul Qur’an
“Pada tahun sekitar tahun 80 an saya diajak menimbah ilmu di Syafa’atul Qur’an KH Istamar oleh Pak Lik saya (KH Asnawi Ishaq, yang juga pengasuh PTSQ). Pagi-pagi saya ditimbali (dipanggil) oleh pak yai Istamar disuruh ngaji terus disimak oleh pak yai, kemudian di doakan. Dan pak yai bilang, ya sudah kamu mulai sekarang menghafal Al Qur’an pasti bisa. Itu karena barokahnya beliau” ungkap KH Ali, Sabtu (27/2/2021).
Berikut foto kegiatan lainnya:
KH Ali yang juga sekaligus menjadi santri angkatan pertama berharap, pesantren Syafa’atul Qur’an bisa menciptakan para hafidz yang sholeh sholihah.
“Insyallah Syafa’atul Qur’an pasti berkembang karena barokah beliaunya KH Istamar” ucapnya. (Nuh/Saf)