Javasatu,Gresik- Pendiri Ponpes Mambaul Ihsan Gresik, KH Mahsun Masyhudi sudah lima tahun berpulang rahmatuallah. Meski sudah tiada, namun kesederhanaan sang kiai tetap dikenang para santri dan masyarakat sekitar.
Kiai Mahsun sendiri merintis pondok di Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik dengan penuh kesabaran dan keuletan. Bersama istrinya, dirinya merintis pondok unik dengan bangunan berbahan dasar kayu tempo dulu yang mencerminkan kesederhanaan.
“Pak Yai sudah tiada, ini haul yang kelima. Beliau adalah kiai yang sederhana, pekerja keras untuk keagamaan. Kemaslahatan dan kebangsaan dan membangun kesederhanaan para santrinya” kenang Pengasuh Ponpes Mambaul Ihsan, Nafisul Atok yang merupakan salah satu putra Kiai Mahsun di sela acara haul pada Selasa (18/5/2021).
Bukti perjuangan Kiai Mahsun, kata Gus Atok salah satunya berdiri puluhan gazebo tempat santri mendulang ilmu. Tampak juga musala terbuat dari kayu jati masih berdiri kokoh. Serta ribuan santri yang menimba ilmu maupun alumni.
“Bayangkan ini dulu kisaran tahun 1997 merupakan kandang ayam dan sapi, tapi dengan keuletan beliau menyulap jadi pondok seluas ini” tambahnya.
Kini, Ponpes Mambaul Ihsan kian maju. Banyak bangunan baru tempat berlatih soft skill para santri. Pohon yang rindang serta area yang luas menambah indah suasana pondok pesantren.
Tak hanya belajar agama, Atok mengaku para santri juga diajak untuk belajar ilmu formal serta pengembangan enterpreneur sehingga ketika sudah lulus nanti siap untuk mandiri.
“Selain bisa baca kitab baca Al-quran, santri disini harus mandiri. Disini kami sediakan arena pelatihan ketrampilan santri serta pembelajaran formal” tambahnya.
Sementara itu, dalam haul kelima ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dengan pembatasan. Namun, masyarakat tetap bisa menonton secara virtual.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar serta Ketua PCNU Gresik KH Khusnan Ali serta keluarga internal hadir dalam haul kali ini.
“Ini intinya ajaran NU, tradisi NU, haul, maulid ini kegiatan siar” imbuh Kiai Marzuki.
Menurut dia, haul merupakan tradisi yang harus terus dilakukan dalam rangka syiar NU kepada masyarakat. Meski pandemi, kegiatan seperti ini harus terus dilakukan. Misalnya dengan pembatasan, prokes ketat serta siaran virtual.
“Paham ra paham (Paham atau tidak) tetap dilaksanakan. Kedua, melalui haul ini kami menjelaskan ke masyarakat akidah yang benar, wawasan kebangsaan yang tepat,” Pungkasnya usai menghadiri haul pendiri Ponpes Mambaul Ihsan Gresik. (Hoo/Saf)
Comments 4