Javasatu,Gresik- Kabupaten Gresik dikenal dengan Kota Industri, namun di sisi lain ada sebuah komunitas masyarakat yang ingin membuat Gresik lebih hijau melalui tanaman Bonsai.
Namanya, komunitas Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) cabang Gresik.

Penyelenggara Gresik Bonsai School Center, Dedi Kurniawan menuturkan, sekolah bonsai ini adalah rangkaian dari program PPBI pusat untuk mengadakan Gresik Bonsai School Center.
“Sekolah bonsai untuk mengenalkan kota Gresik tidak hanya terkenal dengan kota industri saja tapi juga kota hijau dengan bonsai” tutur Dedi Kurniawan, di Warung Godhong Gedhang Kedanyang Kecamatan Kebomas Gresik.
Sedangkan itu merubah mindset orang kalau Gresik terkenal industri tapi kota hijau, menurut Dedi, karena masih banyak hutan yang melimpah untuk bahan bonsai.
“Kegiatan ini sudah berjalan mulai dari bulan Januari akhir sampai awal bulan April 2021. Sementara untuk materi apresiasi tentang bonsai dan nantinya setelah selesai sekolah bonsai para peserta bisa diteruskan dengan kontes bonsai” ungkap Dedi.
Kedepan, Dedi berharap, ilmu bonsai agar bisa diterapkan dengan menjalankan kontes bonsai nasional di Gresik bersama 26 siswa di Jawa Timur seperti Gresik, Nganjuk, Kediri, Sidoarjo, Madiun dan Surabaya” pungkas Dedi.

Selanjutnya, dijelaskan Ahli tanaman Bonsai asal Gresik, Purnomo, membuat bonsai tidak cukup hanya waktu 1 tahun saja, namun butuh waktu kurang lebih 4 hingga 5 tahun. Karena membuat tanaman bonsai bukan hanya seninya saja, tapi yang harus lebih diperhatikan seperti cara merawat, menyiram dan karakteristik tanamannya.
“Sebetulnya sekolah bonsai ini bukan hanya memfotokopi dari hasil yang dicontohkan oleh instruktur saja tapi bisa mengembangkan seni dan karakteristik dari pohon yang mau dijadikan bonsai dan memiliki kreasi tersendiri” ujar dia.
Lanjut dia, untuk bahan yang digunakan saat ini mulai dari bahan bonsai seperti Serut, Ficus Ampelas, Ficus Beringin, Asem Jawa, Mustam, Sisir, Pilang, dan Arabika. Sedangkan bentuk bonsai mulai dari Gaya Natural, Gaya Seliting, Gaya Bunjin, Gaya Keskit (terjun), Haya Berumpun, Panorama yang di batu dan masih banyak gaya yang lain.
Ditegaskan Dedi, lulusan Gresik Bonsai School Center akan mendapatkan sertifikat yang bermanfaat untuk menjadi seorang juri dikala ada kontes bonsai di Indonesia.
“Diharapkan dari sekolah bonsai menciptakan bonsai yang handal dan salah satu syarat menjadi juri dari sekolah ini” ungkap Dedi.
Sementara instruktur PPBI Pusat, Deny Najoan berkeinginan cabang sekolah bonsai yang ada di kota/kabupaten seluruh Indonesia dapat berkembang dengan baik sesuai teori yang benar.
“Semoga masyarakat Indonesia semakin banyak yang menyukai seni tanaman bonsai. Karena seni bonsai membutuhkan intelektual dan imajinasi yang sangat tinggi” kata Deny Najoan. (Bas/Arf)