JAVASATU.COM-PASURUAN- Dalam sebuah upaya pencegahan dan penanggulangan kusta, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, berhasil menciptakan paradigma baru melalui proyek Mardika dan inovasi Bengkura Mas. Sebelumnya, stigma masyarakat terhadap kusta menjadi hambatan utama bagi petugas kusta, namun berkat kerjasama antara Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan NLR Indonesia, serta proaktifnya Kader Kusta, kondisi ini berangsur membaik.

Diketahui, Kusta tetap menjadi permasalahan kesehatan utama di Indonesia, tercatat sebagai peringkat tiga dunia setelah India dan Brazil. Menurut data Kementerian Kesehatan per 24 Januari 2022, jumlah kasus kusta di Indonesia mencapai 13.487, dengan 7.146 kasus baru ditemukan. Fokus perhatian tertuju pada Jawa Timur, di mana pada tahun 2022, 2.124 kasus baru kusta tercatat per 100.000 penduduk.
Proyek Mardika dan inovasi Bengkura Mas di Kecamatan Nguling menjadi terobosan penting dalam menanggulangi stigma masyarakat terhadap kusta. Berkat kerjasama dengan NLR Indonesia, LINKSOS berhasil membentuk 160 relawan Kader Kusta yang tersebar di 15 desa. Legalitas mereka didukung oleh Surat Keputusan (SK) dari Kepala Desa masing-masing. Masyarakat juga mulai aktif melaporkan diri apabila menemukan tanda kusta, yang pada akhirnya menurunkan signifikan angka prevalensi kusta dari 3,2 menjadi 1,7 per 10 ribu penduduk dalam dua tahun terakhir.
Petugas kusta, seperti Eriyanti, berbicara tentang hambatan yang pernah dihadapinya, termasuk diskriminasi dari masyarakat terhadap petugas dan keluarga pasien.
“Namun, berkat upaya Kader Kusta, stigma ini mulai memudar, dan masyarakat lebih terbuka terhadap informasi tentang kusta,” ujarnya, Senin (20/02/2024) dikutip dari website resmi Linksos. lingkarsosial.org.
Pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) juga menjadi fokus. Darojat, anggota Kader Kusta, menyampaikan perubahan positif dalam hidupnya dan harapannya untuk lebih banyak kegiatan pemberdayaan OYPMK di desa-desa.
“Gagasan proyek Bengkura Mas, dengan konsep gerebek kusta dan jaring laba-laba memberikan dampak positif,” kata dia.
Sementara itu, Ken Kerta, Ketua Pembina Linksos menambahkan, Kader Kusta, terdiri dari perangkat desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat peduli kusta. Tugasnya menyosialisasikan sadar kusta, membantu mencari suspek, dan memberikan dukungan moril bagi pasien yang masih dalam pengobatan.
“Hasilnya, prevalensi kusta di Kecamatan Nguling menurun secara signifikan,” ujar Ken Kerta.
Lanjut dia, selain menekan angka prevalensi, proyek ini juga meraih prestasi, meraih juara III Lomba Inovasi & Teknologi Pasuruan Maslahat 2023. Kader Kusta berhasil membuat rencana kerja tahun 2024, dan LINKSOS, sebagai organisasi mitra, merencanakan program kerja jangka menengah tahun 2024-2026 serta Laporan Tahunan 2024.
“Proyek Mardika dan inovasi Bengkura Mas di Kecamatan Nguling memberikan inspirasi bagi upaya pencegahan dan penanggulangan kusta. Melalui kolaborasi yang efektif, proyek ini berhasil menciptakan perubahan positif dalam persepsi masyarakat, menurunkan angka prevalensi kusta, dan memberdayakan individu yang pernah mengalami kusta,” tandasnya. (Arf)