JAVASATU.COM-MALANG- Polisi membongkar praktik industri rumahan minuman keras (miras) tradisional jenis Trobas di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Dua tersangka diamankan beserta barang bukti 260 liter miras siap edar.

Wakapolres Malang, Kompol Bayu Halim Nugroho, mengungkapkan kasus ini bermula dari laporan masyarakat mengenai peredaran miras ilegal. Setelah penyelidikan, petugas menggerebek lokasi produksi dan penjualan miras tersebut.
“Dari hasil pengungkapan, kami menangkap dua tersangka, SI (44) dan HS (55), serta menyita 260 liter miras dalam kemasan jerigen dan botol,” kata Bayu dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Kamis (13/3/2025).
Keuntungan Besar dari Penjualan Ilegal
Miras jenis Trobas ini diproduksi secara ilegal tanpa izin dan tidak memenuhi standar keamanan pangan. Menurut Bayu, keuntungan dari bisnis ilegal ini cukup besar.
“Jika dijual per jerigen, pelaku bisa meraup untung Rp 50 ribu. Sementara dalam bentuk botolan, 20 botol bisa menghasilkan keuntungan Rp 600 ribu,” ujarnya.
Polisi menyita berbagai barang bukti dari tersangka SI, termasuk enam jerigen miras, enam dus berisi 120 botol plastik ukuran 1 liter, sebuah ponsel, dan satu unit mobil Toyota Kijang Innova.
Sementara dari HS, yang berperan sebagai produsen, petugas mengamankan peralatan produksi seperti kompor gas, tong, wajan, tabung LPG, corong, serta puluhan botol plastik kosong.
Ancaman Hukuman 15 Tahun Penjara
Kompol Bayu menegaskan bahwa miras ilegal seperti Trobas berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
“Minuman ini bisa mengandung bahan berbahaya jika diracik sembarangan. Sangat berisiko bagi kesehatan,” tegasnya.
Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 204 ayat (1) KUHP tentang penjualan barang berbahaya bagi kesehatan, Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf a dan i UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta Pasal 140 jo Pasal 86 ayat (2) UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara atau denda Rp 4 miliar.
Kasat Resnarkoba Polres Malang, AKP Yussi Purwanto, menambahkan bahwa HS telah menjalankan usaha ilegal ini selama lima bulan dengan kapasitas produksi mencapai 100 liter per bulan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan praktik serupa. Peredaran miras ilegal tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat,” pungkasnya. (Agb/Saf)