Javasatu,Gresik- Diketahui Terminal Bus Wisata Religi Syekh Maulana Malik Ibrahim berlokasi di Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik dan Terminal Bus Wisata Sunan Giri berada di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
Berdasarkan pantauan Javasatu.com, kedua terminal tersebut merupakan penunjang wisata religi bagi pengunjung dari luar kota yang menggunakan transportasi Bus. Namun, ditengarai dalam sistem pengoperasian transportasi darat pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik kurang bijak penerapannya.
Penelusuran Javasatu.com, bus wisata setelah berziarah dari makam Sunan Giri, yang hendak meneruskan ziarah ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, harusnya bus wisata tersebut bergeser dan parkir di Terminal Syekh Maulana Malik Ibrahim. Namun kondisi di lapangan tidak demikian. Bus tersebut tetap berada di Terminal Sunan Giri, dan peziarah menggunakan angkutan kota menuju ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Atas kondisi seperti itu, sejumlah pedagang merasa mengeluh dan keberatan. Salah satu pedagang souvenir di areal Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, H Hamid mengungkapkan, karena bus jarang masuk ke terminal Syekh Maulana Malik Ibrahim pasti berdampak terhadap penjualan para pedagang.
“Jika bus pariwisata masuk ke terminal Lumpur (Terminal Syekh Maulana Malik Ibrahim, red) dulu, otomatis kesini (Areal Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, red) kan diangkut sama Elf yang sudah disediakan dan turun lewat sini (Areal pedagang souvenir, red), kalau tidak parkir di terminal lumpur atau bus parkir di terminal sunan giri, peziarah ke makam syekh maulana malik ibrahim menggunakan angkutan kota, maka jualan para pedagang sepi. Kan turunnya peziarah yang naik angkot tidak lewat para pedagang” beber H Hamid, Kamis (22/10/2020).
Dirinya meminta kepada Pemkab Gresik melalui Dinas Perhubungan (Dishub), agar dengan bijak mengatur pengoperasian sehingga tidak ada yang dirugikan.
“Pemkab Gresik melalui dishub agar mengatur dan menertibkan, mungkin juga membuat aturan atau kebijakan yang tegas dan wajib dilaksanakan bagi para peziarah atau pengunjung bus wisata. Agar bus wisatanya di parkir di terminal Lumpur, terus kesini naik Elf yang sudah disediakan. Supaya kita tidak ada yang dirugikan, kan bisa bagi bagi rezeki. Dan semua bisa sejahtera” ungkap H Hamid.
H Hamid membeberkan, jika pengoperasiannya seperti sekarang, yaitu terminal bus wisata lumpur jarang difungsikan sebagai mana mestinya, dirinya mempertanyakan, kenapa harus membangun dua terminal? kenapa tidak dijadikan satu saja?
“Kenapa dari dulu tidak memikirkan terminal religi di jadikan satu setelah membangun begitu megah, tapi tidak di maksimalkan setelah selesai pembangunannya. Kan itu mubadzir anggaran pemerintah” pungkas H Hamid.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Gresik, Nanang Setiawan mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa pengunjung untuk harus parkir di terminal bus wisata Syekh Maulana Malik Ibrahim.
“Biarkan saja masyarakat atau pengunjung yang memilih sendiri” jawab Nanang singkat saat dihubungi Javasatu.com melalui sambungan telepon genggam, Kamis (22/10/2020). (Bas/Saf)
Comments 1