Javasatu,Malang- Malam ini belasan perwakilan pekerja Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melakukan aksi unjuk rasa di area block office Pemkab Malang, Jalan Trunojoyo, Kepanjen, Rabu (11/12/2019).
Mereka menuntut agar haknya dipenuhi. Hak tersebut berupa upah selama bulan Maret hingga pekerjaan selesai bekerja membangun Rusunawa tersebut belum terbayar.
Mereka mendengar jika bangunan tempat mereka bekerja akan diresmikan oleh mentri PUPR RI, dengan penuh harapan akan membantu menyelesaikan permasalahan pembayaran itu.
Bang Jay pengunjuk rasa dari alat berat mengatakan bahwa dirinya ingin agar pembayaran alat berat yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa ASN itu dilunasi.
“Saya perwakilan dari alat berat. Ini tunggakannya Rp 30.750.000, sebelumnya yang pertama sudah dibayar, tapi yang kedua sama ketiga tidak dibayar. Padahal yang lain sudah dibayar. Tapi alat berat saya tidak dibayar selama tiga bulan, mulai bulan Maret,” kata Jay.
Bang Jay sebutan akrabnya menambahkan, dirinya sudah mengadukan masalah tersebut kepada Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang, Wahyudi.
“Alasannya gak dibayar karena alat berat saya gak kerja. Pertama saya ke pak Wahyudi, tapi buntu. Terus saya ke kontraktornya, pak Iwan di Rungkut Surabaya, tapi juga gak ada kejelasan juga” terangnya.
Ada lagi, Isnaini selaku pemilik toko bangunan yang menyuplai bahan material untuk pembangunan Rusunawa ASN dan belum terbayarkan.
“Belum dibayarkan juga, sekitar Rp 44 juta sekian. Banyak materialnya. Alasannya nunggu ditransfer, ditransfer sama pak Iwan, tapi ternyata sampai sekarang enggak ada kabar,” jelas Isna.
Sementara itu, perwakilan tukang pembangunan Rusunawa ASN itu, Junaidi menyampaikan bahwa mandor dalam hal ini lepas tanggung jawab. Ada sekitar 100 tukang yang berada dibawah komando empat mandor.
“Mandornya sudah gak berani datang kesini. Mandor itu ada yang membawahi 25, 30, 40 orang,” terang Junaidi.
Menurut Junaidi, para tukang tersebut tidak hanya berasal dari Kabupaten Malang, namun ada juga yang datang dari Demak, Purwodadi, bahkan hingga Nusa Tenggara Timur. Adapun tunggakkan yang belum dibayarkan kepada para tukang keseluruhan sebesar Rp 125 juta. (Agb/Js/Arf) -(Cam : Agung – Ed.AV : Arief)