JAVASATU.COM-MALANG- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang berupaya mengatasi keterbatasan personil dalam menghadapi bencana-bencana yang terjadi di Kota Malang. Salah satu upayanya yakni melatih masyarakat tangguh bencana dari masing-masing kecamatan.
Nyatanya, peran serta masyarakat dalam turut serta menanggulangi kebencanaan di wilayahnya menjadi cara strategis dalam merespon bencana secara cepat dan tepat. Sehingga, BPBD merasa perlu membekali sekelompok masyarakat dengan kemampuan memberikan pertolongan saat bencana terjadi.
Wali Kota Sutiaji pun mendukung penuh atas upaya BPBD Kota Malang tersebut. Menurutnya, terjadinya bencana adalah hal yang tidak mudah untuk diprediksi, sehingga harus ada kesiapsiagaan dari masyarakat itu sendiri.
“Maka kita selalu meningkatkan keterampilan dan penguatan indentitas diri dari semua masyarakat kita, termasuk juga relawan dan semua yang terlibat di dalamnya,” kata Sutiaji saat diwawancara.
Di Kota Malang sendiri tercatat terjadi bencana sebanyak 481 kali sepanjang tahun 2022. Sebagian besar merupakan bencana hidrometeorologi berupa banjir dan cuaca ekstrim.
Kalaksa BPBD Kota Malang, Prayitno menyampaikan, saat ini masyarakat memandang respon penanggulangan bencana menurun. Padahal, itu terjadi karena adany keterbatasan personil yang dimiliki BPBD Kota Malang.
“Sekarang kalau menghadapi perubahan cuaca ekstrem, ada longsor, pohon tumbang, banjir, itu bisa terjadi di 7 hingga 17 tempat. Sedangkan personel kami di unit operasional itu hanya 12 orang,” Prayitno menjelaskan.
Untuk itu, adanya relawan 20 orang dari tiap kecamatan di Kota Malang menjadi langkah tepat untuk menghadirkan bantuan seresponsif mungkin. Dan bagaimanapun, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya BPBD, namun masyarakat juga harus terlibat.
Dalam kegiatan ini sekaligus dilaksanakan pelatihan cara mendirikan tenda darurat sebagau bagian dari materi ‘Gladi Posko dan Dapur Umum’ sebagai langkah pertama saat terjadinya bencana. (Jup)