Javasatu,Bangkalan- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mulai melakukan pemetaan bencana kekeringan. Jika mengacu pada kebutuhan dan kondisi cuaca, wilayah Bangkalan sudah mulai memasuki musim pancaroba.
Dilansir dari situs resmi milik Pemkab Bangkalan (bangkalankab.go.id) Kepala BPBD Bangkalan Rizal Moris mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan agar mendata ulang dan melakukan validasi untuk memastikan daerah rawan kekeringan.
Berdasarkan data jumlah desa yang mengalami kekeringan di tahun 2020, terdapat sebanyak 72 desa dari 12 kecamatan yang menghabiskan anggaran untuk suplai air bersih hingga Rp 100 juta.
“Kalau data tahun sebelumnya ada, tapi harus dikroscek kembali sesuai dengan kondisi lingkungannya,” katanya, Senin (24/5/2021).
Ditengah kondisi musim yang sedang masa peralihan tersebut, Rizal meminta agar pihak Kecamatan juga memastikan kebutuhan suplai air bersih dan ketersediaan sumber air. Sebab, nanti bisa diakumulasikan dan juga bisa dibantu suplai air jika memang kesulitan.
“Jika memang di lokasi itu kesulitan sumber air, kami bisa bantu suplai, tapi harus dipastikan dulu,” terangnya.
Pihaknya meminta kecamatan agar segera mengkoordinasikan kebutuhan suplai air bersih dan risiko bencana kekeringan. Sehingga data bisa segera dikumpulkan dan menunggu rilis resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (Js)
Comments 3