JAVASATU-GRESIK- Dua anggota DPRD Gresik fraksi PPP yakni, H.Khoirul Huda S.Ag dan Hj.Lilik Hidayati, SE., MM melakukan sosialisasi perundang-undangan tahap IV tahun 2021 membahas tentang sampah, UKM hingga Pinjaman Onlin (Pinjol).

Kegiatan dilaksanakan di Gang Gambut RT003 RW004 Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik dengan menerapkan protokol secara ketat pada Sabtu (16/10/2021).
Anggota DPRD Gresik F-PPP, H.Khoirul Huda mengatakan, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Ngipik sedikit ada kendala, lantaran status tanahnya milik PT. Semen. Dan selanjutnya, DPRD Gresik membuat aturan tentang TPS di setiap kecamatan.
“Tak lupa saya ucapkan juga selamat bulan maulid Nabi Muhammad SAW yang tepat bulan masehi Oktober 2021. Intinya penataan sampah harus kita seriusi. Karena dampaknya bisa fatal terhadap lingkungan sekarang dan yang akan datang” kata Khoirul Huda.

Khoirul menambahkan, DPRD Gresik juga membuat aturan tentang program pemberdayaan desa mandiri. Program itu nantinya desa dapat membiayai kebutuhan desa masing-masing.
“Artinya, mengelola kebutuhan desa itu sendiri, contohnya wisata desa yang dikelola BUMDes” ungkap pria yang duduk di Komisi IV membidangi Pendidikan dan Kesehatan.

Selanjutnya di tempat yang sama, anggota DPRD Gresik F-PPP, Hj.Lilik Hidayati membahas terkait Usaha Kredit Mikro (UKM) dan pinjaman onlin (pinjol). Menurut dia, pinjaman online secara tidak disadari dengan bunga tinggi memberatkan peminjam.
“Ini berdasarkan cerita tetangga saya, pinjaman dari nilai nominal satu juta rupiah melonjak sampai dua belas juta rupiah. Dan ini sangat memberatkan” ungkap Lilik yang duduk di komisi II membidangi keuangan ini.
Sebab itu, ia menegaskan, bagi masyarakat Gresik yang kurang modal bisa mengajukan pinjaman melalui bank. Hati-hati dengan pinjaman online.
“Bank nyata ini sangat membantu masyarakat yang membutuhkan. Karena aturannya jelas” tegasnya.
Selain itu juga, ia berpesan jangan melakukan pinjaman melalui rentenir, karena hal ini jauh lebih memberatkan.
“Rentenir atau bank titil (bank yang bayar harian) ini lebih sangat memberatkan lagi” kata Lilik di depan para audien. (Bas/Arf)