JAVASATU.COM-MALANG- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar anak-anak sekolah dan kelompok rentan. Melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Ketahanan Pangan (DTPHP), berbagai upaya dilakukan, termasuk mapping wilayah dan uji coba penyediaan makanan bergizi.

Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Ir. Avicenna M. Saniputra, M.T., menjelaskan bahwa pihaknya baru-baru ini melakukan uji coba MBG di SDN Siti Rejo 2, Kecamatan Wagir, dengan hasil yang cukup positif.
“Kami menyajikan satu menu berupa ayam geprek kremes, sayur, buah, dan susu senilai Rp18.000. Sebelum diberikan kepada siswa, kandungan gizi dan penyajiannya diperiksa oleh petugas berkompeten,” jelas Avicenna, yang akrab disapa Avi beberapa hari lalu.

Meski hasil uji coba berjalan baik, Avi mengungkapkan adanya tantangan dalam penentuan harga. Menurutnya, keuntungan penyedia makanan tergolong tipis karena harus menyesuaikan dengan komposisi gizi.
“Dari harga Rp18.000, susu saja sudah Rp3.500. Sisanya Rp14.500 harus dihitung untuk beras, ayam, dan lainnya. Jadi keuntungannya sangat kecil,” ujar Avi.
Lakukan Mapping untuk Ketahanan Pangan
Selain uji coba, Pemkab Malang juga melakukan pemetaan (mapping) potensi pertanian di setiap kecamatan. Avi menyebut bahwa proses ini penting untuk menghitung kebutuhan pangan secara detil, termasuk produksi beras dan lahan pertanian yang tersedia.
“Sebagai contoh, Kecamatan Sumberpucung memiliki 600 hektare lahan sawah, sehingga menjadi salah satu sentra padi. Namun, daerah seperti Ampelgading mungkin perlu suplai dari daerah lain. Dengan mapping ini, kita dapat melakukan subsidi silang antardaerah,” jelasnya.
Avi juga mencontohkan Kecamatan Dau, yang memiliki lahan sawah terbatas, hanya 15 hektare, tetapi kaya akan produksi buah jeruk.
“Dengan pola subsidi silang, kecamatan dengan kelebihan produksi dapat membantu kecamatan yang kekurangan,” tambahnya.
Optimalkan Manajemen Budidaya
Avi menekankan pentingnya manajemen budidaya pertanian yang baik. Langkah ini dilakukan agar kebutuhan pangan untuk program MBG terpenuhi sepanjang tahun tanpa mengganggu ketahanan pangan di Kabupaten Malang.
“Mapping ini tidak hanya fokus pada jumlah, tetapi juga jenis kebutuhan seperti sayur dan buah. Dengan perencanaan matang, program MBG dapat berjalan lancar dan berkelanjutan,” tutup Avi. (Agb/Nuh)