JAVASATU.COM- Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang menegaskan fokus utama program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Genap 2025 adalah ketahanan pangan.

Program pengabdian masyarakat tersbeut akan dilaksanakan selama 40 hari, mulai 21 Juli hingga 31 Agustus 2025 di berbagai desa.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unira Malang, Abdillah U. Djawahir, menyebut bahwa ketahanan pangan menjadi prioritas utama karena dinilai paling relevan dengan kebutuhan desa saat ini.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya hadir, tapi juga berkontribusi langsung memperkuat ketahanan pangan di desa. Ini bukan sekadar proyek, tapi gerakan,” tegas Abdillah, Selasa (16/7/2025) saat memberikan pembekalan.
Unira bahkan akan menggandeng Dandim 0818 Malang-Batu dan Satgas Ketahanan Pangan PW GP Ansor Jawa Timur dalam implementasinya.
“Kolaborasi ini diharapkan memperkuat posisi mahasiswa sebagai penggerak dan pendamping masyarakat dalam membangun kemandirian pangan,” ujarnya.
Program KKN yang Relevan dan Terukur
Selain ketahanan pangan, dua isu lain yang diangkat adalah digitalisasi dan kolaborasi lokal. Namun, ketahanan pangan akan mendapat porsi khusus baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan program.
“Ketahanan pangan yang dimaksud bisa berupa budidaya, pengolahan hasil pertanian, atau penguatan kelompok tani. Tergantung potensi desa yang dituju,” tambah Abdillah yang akrab disapa Abe.
Untuk mempersiapkan mahasiswa, LPPM telah menggelar pembekalan selama dua hari Selasa-Rabu (15-16 Juli 2025). Salah satu sesi kunci adalah Workshop Community Development dengan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD).
Kembangkan Potensi, Bukan Andalkan Bantuan
Pemateri Workshop ABCD, Dr. Yusuf Azwar Anas, menekankan pentingnya melihat potensi desa sebagai kekuatan utama.
“Mahasiswa harus datang dengan mindset membangun, bukan menyelamatkan. Masyarakat sudah punya semuanya, kita tinggal bantu gali dan kembangkan,” ujarnya.
Menurutnya, ketahanan pangan akan kuat jika dimulai dari aset yang sudah dimiliki warga, bukan bergantung pada bantuan luar.
Narasi KKN Harus Menggugah
Hari kedua pembekalan diisi Workshop Jurnalistik dan Sinematografi. Budi Susilo yang akrab disapa Sam Idub mengajak mahasiswa menulis kisah perjuangan desa dalam memperkuat ketahanan pangan secara humanis.
“Kisah seperti ini penting diangkat. Jangan sampai kerja keras warga desa tenggelam dalam angka-angka,” kata Sam Idub.
Sementara itu, Workshop Sinematografi yang dipandu Eko Hari Suwito (Sam Polenk) membekali peserta dengan keterampilan bercerita lewat video. Tujuannya, agar setiap program dan progres KKN bisa didokumentasikan secara visual dan inspiratif.
KKN-T sebagai Gerakan Edukasi Sosial
Wakil Rektor IV Unira Malang, Dr. A. Rofik M., menekankan bahwa program KKN-T bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi bagian dari ikhtiar besar kampus dalam mencetak agen perubahan.
“Ketahanan pangan bukan hanya tentang produksi pangan, tapi keberdayaan desa. Mahasiswa harus bisa jadi katalisator perubahan sosial,” pungkasnya. (Saf)