JAVASATU.COM-BATU- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendorong para guru produktif SMK untuk terus meningkatkan kompetensi, kreativitas, dan inovasi.
Hal itu disampaikannya saat membuka acara Peningkatan Kompetensi Guru Produktif Jenjang SMK di Batusuki Hotel, Kota Batu.

Khofifah menekankan bahwa guru produktif adalah kunci utama dalam membangun SMK yang adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan industri.
“Panjenengan semua, para guru produktif kita bersama-sama, berikhtiar meningkatkan kompetensi kita semua… harus terus meningkatkan kinerjanya, selalu melakukan inovasi, selalu membuka ruang-ruang perubahan, selalu membuka ruang-ruang kreativitas,” ujar Khofifah.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, yang terus mendorong semangat inovasi di kalangan guru.
“Terima kasih Pak Aries… yang tidak pernah berhenti mengajak para guru semuanya terus produktif, terus berinovasi, dan terus membuat kreativitas serta perubahan-perubahan baru.”

Dalam wawancara lanjutan, Khofifah menjelaskan bahwa menjaga produktivitas sekolah dimulai dari menyiapkan guru-guru yang kreatif dan terbuka pada perubahan.
Menurutnya, sekolah perlu menghadirkan narasumber dari pusat-pusat inovasi, untuk memperkuat wawasan guru terkait produktivitas dan kreativitas.
Khofifah juga menyoroti pentingnya keterhubungan SMK dengan dinamika DUDIKA (dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja) baik lokal maupun global.
Ia mencontohkan siswa-siswa SMK yang sudah mendapatkan kontrak kerja ke Jepang dan Malaysia, bahkan sejak kelas 10.
Selain itu, Khofifah mengangkat berbagai praktik baik dari SMK di daerah, seperti Ponorogo, yang berhasil mengolah limbah kotoran hewan menjadi pupuk organik bernilai ekonomi.
“Di sana, anak-anak SMK menyiapkan peralatan sederhana yang dimanfaatkan gapoktan. Limbah yang tadinya menjadi masalah, kini justru menjadi berkah, menjadi rupiah.”
Ia juga menyebut inisiatif SMK Ponorogo yang mengembangkan bahan bakar dari sampah plastik, dan kini menyuplai ke berbagai daerah di Jawa Timur.
Menurut Khofifah, produktivitas guru tidak boleh stagnan. Guru harus menjadi agen perubahan dan punya program nyata untuk memberi nilai tambah bagi SMK.
Ia juga menyinggung skema BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sebagai ruang yang bisa membuka peluang penguatan ekonomi sekolah.
“Kalau sudah BLUD, mereka bisa menikmati hasil kerja mereka… anak-anak juga bisa dapat tambahan income dari kreativitas mereka.”
Khofifah mencontohkan siswa SMK perempuan dari Situbondo yang membuat cover jok motor dan mobil, dengan pendapatan hingga 6–7 juta rupiah per bulan.
“Pas musim saat di Mandalika, dia bisa dapat belasan juta. Itu bukti bahwa SMK sangat bisa, asalkan didampingi guru yang produktif.”
Melalui kegiatan ini, Khofifah berharap guru SMK semakin siap menjadi lokomotif perubahan di dunia pendidikan vokasi. (Jup)