JAVASATU.COM- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ihyaul Ulum Gresik mewisuda 36 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Ekonomi Islam dalam Wisuda ke-11 yang digelar di Ballroom Hotel Horison GKB Gresik, Minggu (21/12/2025).

Wisuda kali ini tidak hanya menjadi seremoni akademik, tetapi juga momentum refleksi dan motivasi dengan hadirnya tokoh-tokoh nasional yang menitipkan pesan strategis bagi para lulusan untuk berperan aktif di tengah tantangan sosial dan demografi bangsa.
Ketua STAI Ihyaul Ulum Gresik, H. Ubaidillah, S.Ag., M.Pd., menyampaikan rasa syukur atas kelulusan para mahasiswa sekaligus apresiasi atas kehadiran para tokoh yang memberikan penguatan intelektual dan moral kepada wisudawan.
“Wisuda ini bukan akhir, melainkan awal pengabdian. Kami berharap lulusan STAI Ihyaul Ulum mampu memberi kontribusi nyata bagi umat dan bangsa,” ujar Ubaidillah.
Mewakili Perkumpulan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, Lc., MM, menegaskan agar wisudawan tidak berhenti pada capaian akademik semata.
“Jangan terlalu berpuas diri dengan ijazah S1. Jadikan ini pemantik untuk terus maju. Waktu tidak pernah menunggu kita,” kata Gus Iwan yang juga anggota DPRD Jawa Timur.
Sementara itu, Koordinator Kopertais Wilayah IV Jawa Timur, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Ph.D., mendorong STAI Ihyaul Ulum untuk segera bertransformasi menjadi Institut Agama Islam (IAI).
“Kami siap mendukung penuh proses alih bentuk. Dosen juga harus memperkuat kepangkatan fungsional sebagai bagian dari peningkatan mutu kelembagaan,” tegas Prof. Muzakki.
Ia juga berpesan kepada para lulusan agar adaptif menghadapi dunia kerja. “Karier tidak harus selalu linier dengan jurusan. Yang penting adalah terus bergerak, belajar, dan berkarya,” ujarnya.
Orasi ilmiah disampaikan oleh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. KH. M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A., yang menyoroti tantangan demografi Indonesia, termasuk kerentanan generasi muda terhadap krisis mental dan gaya hidup tidak sehat.
Menurutnya, para wisudawan harus tampil sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Ia mencontohkan transformasi Pondok Pesantren Tebuireng Jombang sebagai simbol perubahan positif yang digerakkan oleh generasi muda.
“Wisudawan harus mampu mengubah keterbatasan menjadi kekuatan, dan persoalan sosial menjadi peluang kebaikan,” tutur Prof. Ni’am.
Wisuda ke-11 STAI Ihyaul Ulum Gresik yang dihadiri unsur Baznas, DMI, LTNU, serta pimpinan perguruan tinggi swasta di Gresik itu ditutup pada pukul 11.30 WIB. Sebanyak 36 lulusan diharapkan siap terjun ke masyarakat dengan bekal keilmuan, integritas, dan akhlakul karimah. (bas/arf)