JAVASATU.COM-MALANG- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut korban meninggal akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi 130 korban. Selain itu ada 186 korban luka. Hingga pukul 11.00 WIB, proses identifikasi masih terus dilakukan.

Saat menyampaikan keterangan pers di Mapolres Malang, Khofifah menjelaskan ada sebanyak 18 korban meninggal yang belum teridentifikasi dan dikirim ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang.
Menurutnya, masih cukup banyak korban yang sedang dalam proses identifikasi. Hingga kini, kata dia, seluruh pihak sedang bekerja keras dan saling berkoordinasi melakukan penanganan.
Data yang didapat dari Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang, sudah ada 18 orang korban tewas yang teridentifikasi. Pihak rumah sakit masih akan menerima korban meninggal yang belum teridentifikasi.
“Tadi yang sudah 18 orang di Rumah Sakit Syaiful Anwar. Tapi Pak Dirut (RSAA) menyebutkan rencananya masih ada pengiriman lagi korban yang belum teridentifikasi. InsyaAllah kami semua bekerja keras berkoordinasi dengan seluruh stakeholder,” ujarnya dikutip dari detik.com, Minggu (10/9/2022).
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo mengatakan masih ada 37 jenazah suporter Aremania dari data sebelumnya disebut 125 orang belum teridentifikasi.
“Yang banyak remaja maupun dewasa,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo ditemui di RS Wava Husada Jalan Panglima Sudirman, Kepanjen, Kabupaten Malang sebelum pernyataan Khofifah.
Selain mayoritas korban remaja dan orang dewasa, kata Wiyanto, ada korban meninggal anak-anak. Termasuk asal Blitar. “Anak-anak ada, satu keluarga ada. Mereka asal Blitar,” kata Wiyanto.
Wiyanto mengungkapkan, banyaknya korban jiwa disebabkan situasi panik karena chaos hingga ada yang terinjak-injak. Namun secara medis penyebab kematian diduga karena sesak nafas.
“Situasi panik karena chaos dan terinjak-injak. Kalau secara medis karena sesak nafas. Untuk kondisi tubuh, ada yang luka-luka, patah tulang ada,” ujarnya. (Eky-Nusadaily.com)