JAVASATU.COM-MALANG- Gitar tak hanya menjadi alat musik dawai, tetapi juga simbol pemberontakan dan harapan bagi generasi muda. Gitaris asal Malang, Tatag Bintara Yudha, mengajak anak muda untuk terus berkarya dan memanfaatkan musik sebagai alat perubahan sosial dan politik.
Tatag, yang kini tinggal di Kota Batu, berbagi pandangannya tentang peran gitar dalam seni dan politik. Menurutnya, gitar memiliki kekuatan sebagai alat komunikasi yang mampu menyampaikan pesan emosional dan sosial secara efektif.
“Gitar itu seperti hidup, butuh harmoni. Jika terlalu kencang, bisa putus, tapi jika terlalu kendor, tidak ada nadanya. Hidup juga membutuhkan keseimbangan,” ujar Tatag saat ditemui pada Sabtu (16/11/2024).
Gitar dan Anak Muda: Ekspresi hingga Perubahan
Tatag menyoroti peran gitar sebagai media ekspresi yang inklusif, tak lagi terbatas pada kaum laki-laki.
“Banyak perempuan muda sekarang yang mulai mendalami gitar. Lewat alat musik ini, mereka bisa mencurahkan emosi, perasaan, dan pikiran dalam bentuk melodi,” katanya.
Menurutnya, gitar juga menjadi simbol pemberontakan terhadap ketidakadilan dan sarana menyuarakan harapan. Musik, lanjut Tatag, lebih menarik bagi anak muda dibandingkan politik, meski keduanya sebenarnya saling berkaitan.
“Anak muda jangan hanya jadi pendengar. Kita harus terlibat aktif, baik di musik maupun politik,” tambahnya.
Musik sebagai Instrumen Politik
Tatag menekankan pentingnya musik dalam membangun hubungan sosial, termasuk dalam dunia politik. Ia percaya gitar dapat menjadi media komunikasi politik yang efektif, khususnya untuk menarik perhatian anak muda.
“Musik bisa membentuk opini publik, membangun kepercayaan, dan memperkuat legitimasi politik. Partai politik seharusnya memanfaatkan musik untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus dan mudah diterima,” ujarnya.
Pendekatan ini, menurut Tatag, juga bisa menguatkan relasi sosial, budaya, hingga ekonomi.
Menggabungkan Seni dan Politik
Mengambil inspirasi dari pendekatan dakwah Wali Songo, Tatag mengusulkan penggunaan seni, termasuk gitar, sebagai alat dakwah politik.
“Politisi bisa menggunakan musik untuk menyampaikan pesan secara inklusif dan menjangkau lebih banyak masyarakat,” paparnya.
Sebagai kader muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Tatag membuktikan gagasannya melalui Luna Guitarworks, usaha yang ia dirikan dan telah menembus pasar internasional.
“Gitar bukan hanya alat seni, tetapi juga instrumen perubahan sosial dan politik. Anak muda harus diberi ruang untuk berinovasi dan berkarya,” tutupnya. (Arf)