JAVASATU.COM- Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Lampuko, Kecamatan Moramo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, kini menjelma menjadi landmark religius yang tak hanya megah secara fisik, tapi juga sarat makna sosial. Padahal, beberapa tahun lalu, proyek ini sempat terhenti dan nyaris terbengkalai.

Pembangunan masjid sempat terkatung-katung selama hampir delapan tahun. Saat itu, konstruksi baru berdiri setinggi satu meter dan tidak presisi, kemiringan mencapai 45 derajat antara bagian depan dan belakang.
“Laiknya proyek gagal. Masyarakat sudah mulai jenuh,” kata Laode Asri Aziz, pengurus Masjid Al-Ikhlas, kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).
Situasi berubah pada akhir 2019. Saat itu, Asri merekam kegiatan kerja bakti masjid dan menyebarkannya kepada Wimba Prambada, Presiden Komisaris PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS). Responsnya cepat.
“Beliau langsung jawab: Insya Allah, Pak Haji, kita bantu,” ujar Asri.
Pertemuan pun dilakukan awal 2020. Tim TMMS turun langsung meninjau lokasi. Hasilnya, bangunan lama dinilai tak layak dilanjutkan. Keputusan diambil: masjid harus dibangun ulang dari nol.
Proses pembangunan memakan waktu sekitar satu tahun. Hasilnya, sebuah masjid dua lantai berdiri kokoh dengan gaya arsitektur modern. Nuansa hijau mint mendominasi, dipadukan putih dan abu-abu metalik. Menara pipih menjulang tinggi dengan aksen kaligrafi “Allah” menambah kesan megah.
Masjid ini diresmikan langsung oleh Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, pada 18 Agustus 2024.
“Orang yang lewat selalu komentar, ini masjid beda. Gagah,” kata Asri.
Dampak Sosial yang Kuat
Keberadaan Masjid Al-Ikhlas memberi dampak langsung bagi masyarakat. Kini masjid tak hanya jadi pusat ibadah, tapi juga destinasi religi.
“Banyak yang mampir hanya untuk salat dan istirahat karena penasaran. Fasilitasnya juga bagus, termasuk toilet dan tempat wudhu,” tambahnya.
Selama Ramadan, masjid ini ramai dengan kegiatan tarawih, buka puasa bersama, hingga takjil bergilir dari warga. Masjid juga mulai dikunjungi jemaah dari luar daerah.
“Sekarang Moramo dikenal karena masjid ini. Banyak yang datang, bahkan dijadikan tempat wisata religi,” ujar Asri.
Komitmen CSR TMMS
Presiden Komisaris TMMS, Wimba Prambada, menegaskan pembangunan masjid adalah bentuk nyata komitmen sosial perusahaan.
“Kami tak melihat ini sebagai proyek TMMS semata, tapi hasil kolaborasi dengan masyarakat,” tegas Wimba.
Direktur TMMS, Herryan Syahputra, menyebut pembangunan masjid sebagai bagian dari strategi CSR berkelanjutan, di luar bidang pertambangan dan alat berat.
“Ini jadi simbol keberhasilan pendekatan yang tepat sasaran dan berdampak jangka panjang,” ujarnya.
Target Selanjutnya
Asri mengungkapkan rencana ke depan: mengundang imam dari luar daerah untuk Ramadan mendatang, hingga menghidupkan kembali program hafalan dan mengaji anak-anak.
“Kami ingin terus belajar dan berkembang. Pengalaman kami masih terbatas, tapi dengan bimbingan, insyaallah bisa lebih baik,” tutupnya. (Saf)