JAVASATU.COM-GRESIK- KH M. Rais dikenal sebagai sosok ulama yang berpengaruh dalam dakwah Islam di Gresik sekaligus Wakil Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Gresik periode pertama. Jumat, 29 November 2024, usai Salat Jumat di Masjid Jamaatul Ikhwan menjadi peringatan haul ke-67.
Lahir di Kampung Karangpoh Wetan Kabupaten Gresik pada 1881 M, KH M. Rais adalah putra pasangan H. Abdul Hadi dan Maswati binti H. Abdurrahman bin Mbah Muchyiddin, salah satu imam awal Masjid Jami’ Gresik.
Semasa kecil, ia belajar Al-Qur’an dari ayahnya, sebelum melanjutkan pendidikan ke pesantren Sembilangan Madura dan kemudian ke pondok KH M. Zubeir di Kauman. KH M. Rais menjadi murid kesayangan KH M. Zubeir karena keahliannya dalam melantunkan Al-Qur’an.
Setelah wafatnya KH M. Zubeir pada 1928, KH M. Rais bersama beberapa ulama lain, seperti KH Abdullah Faqih Kebungson dan KH Misbach Lumpur, menjadi tokoh utama di Gresik. Ia mengajarkan kitab Nasoihuddiniyyah dan Riyadhus Shalihin di berbagai tempat, termasuk di rumahnya selepas Subuh dan di Masjid Jamaatul Ikhwan selama Ramadan.
Sebagai Wakil Rais Syuriah NU Gresik periode pertama sejak 1928, peran KH M. Rais tak hanya dalam keagamaan tetapi juga dalam perjuangan bangsa. Ia aktif di “Markas Kyai” Gresik yang dipimpin KH Wahab Hasbullah, tempat para pejuang digembleng untuk perlawanan terhadap penjajah. Sikapnya terhadap penjajahan Jepang pun tegas, yakni bersikap nonkooperatif.
KH M. Rais wafat pada Sabtu, 20 Jumadil Awwal 1397 H (21 November 1959 M) di Kampung Belandongan Kulon Kabupaten Gresik. Teladan hidupnya sebagai ulama yang istikamah, sederhana, dan teguh dalam prinsip agama terus dikenang oleh masyarakat. (Bas/Nuh)