JAVASATU.COM-MALANG- Salah satu sub sektor ekonomi kreatif adalah Seni Pertunjukan. Termasuk seni pertunjukan atraksi tradisional Bantengan. Yang saat ini di Malang Raya telah menjadi hiburan dan gaya hidup masyarakat pecinta seni atraksi tradisional. Muncul beragam istilah yang populer, seperti istilah “Mberot” dalam Seni Pertunjukan Bantengan. Tumbuh subur bermunculan komunitas dan paguyuban Seni Pertunjukan Bantengan. Salah satunya adalah Bhatara Bonang.
Sejak berdiri pada bulan September 2018 di Bonangan Sumber Kradenan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Bhatara Bonang telah menjadi salah satu pelopor dalam meramaikan gelaran Seni Pertunjukan Bantengan di wilayah Malang Raya. Bhatara Bonang saat ini dipimpin oleh Yofi Kurniawan. Bhatara Bonang banyak mendapatkan dukungan dari daerah tempatnya berasal. Juga sudah mempunyai fans yang tersebar di berbagai daerah di Malang Raya. Bhatara Bonang mempunyai arus tersendiri yang unik, otentik dan kreatif. Bahkan juga sudah merambah sub sektor ekonomi kreatif lainnya, yaitu Kriya, Fashion dan Musik. Tentunya, semuanya masih terkait dengan Seni Pertunjukan Bantengan.
“Seni Pertunjukan Bantengan juga harus mampu berkembang seiring kemajuan zaman. Termasuk mampu membaca minat dan kebutuhan masyarakat yang menggandrungi Seni Pertunjukan Bantengan. Maka, kita terus berkarya sambil menggali potensi, inovasi serta inspirasi dari berbagai lini kehidupan berbudaya. Khususnya, dari rahim tanah leluhur Malang Raya,” ungkap Yofi Kurniawan, saat ditemui di arena Seni Pertunjukan Bantengan Bhatara Bonang, Sabtu (11/05/2024).
Lebih jauh lagi, Riski Fradana sebagai penasehat Bhatara Bonang, menjelaskan bahwa paguyuban ini sering menggelar pementasan di berbagai tempat, dengan frekuensi minimal dua kali dalam seminggu, bahkan hingga tiga sampai lima kali dalam satu minggu. Hingga pernah dalam setiap hari dalam satu minggu. Menurut Riski Fradana, keberhasilan Bhatara Bonang dalam menyelenggarakan acara-acara yang meriah, tidak terlepas dari semangat kreativitas dan antusiasme anggotanya. Selain itu, dedikasi anggotanya dalam membuat perlengkapan pendukung seperti kepala banteng, gronjong, dan kostum sendiri melalui patungan anggota, juga menjadi perekat yang kuat di dalam keluarga besar Bhatara Bonang.
“Kita terus memperkuat jalinan persaudaraan, kekeluargaan dan kesadaran bersama untuk saling menjaga. Terlebih, kita semuanya harus mampu saling memperkuat dan saling menghidupi. Antara Bhatara Bonang dan para penonton, atau penggemarnya, semuanya adalah Keluarga Bedar. Kita saling jaga, saling mendukung,” urai Riski Fradana.
Lebih lanjut, Bhatara Bonang tidak hanya menjaga eksistensi seni Bantengan tradisional, tetapi juga memperkaya gaya hidup masyarakat pecinta seni di wilayah Bonangan Sumber Kradenan, hingga meluas ke seluruh daerah Malang Raya. Dengan demikian, mereka telah membuktikan diri sebagai pelopor seni budaya yang menginspirasi dan memperkuat keberagaman seni di Malang Raya. Bhatara Bonang sangat terbuka kepada siapapun untuk membuka ruang-ruang kolaborasi. Khususnya, dalam kebersamaan membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya dan kearifan lokal.
“Harapannya, ke depan kita semuanya bisa berkolaborasi membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya dan kearifan lokal di Malang Raya. Tanah yang kita pijak untuk hidup ini, bumi Malang Raya, sangat kaya raya akan potensi kebudayaan dan kearifan lokal. Tidak akan pernah habis kita gali. Kita kembangkan bersama-sama. Melalui arus Seni Pertunjukan Bantengan,” sambung Riski Fradana menandaskan. (Wes/Nuh)