JAVASATU.COM-MALANG- Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) menjadi peringatan yang besar bagi Nahdliyin, tak terkecuali mantan Wali Kota Malang, Haji Moch Anton. Dirinya menilai bahwa peringatan ini merupakan peringatan besar bagi seluruh umat muslim sedunia, untuk kembali memperkuat ukhuwah islamiyah dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

“Alhamdulillah, warga Malang sekarang ini sangat semangat. bagaimana ini merupakan satu sejarah bagi Kota Malang. merupakan satu penguatan bagi bangsa kita, bahwa NU memiliki kontribusi yang besar bagi bangsa dan negara,” kata Abah Anton sapaan akrabnya, Minggu (15/1/2023).
Dalam peringatan Satu Abad NU tahun ini, Abah Anton ikut dalam iringan arak arakan kirab Satu Abad NU. Dirinya mendapat undangan dari para ulama untuk turut hadir dalam acara tersebut.
Ulama Inginkan Kepemimpinan Abah Anton
Lebih lanjut, secara terbuka Abah Anton mengaku mendapat dukungan dari sejumlah pihak untuk kembali ke kancah politik. Dirinya membenarkan bahwa dukungan tersebut datang dari kalangan ulama.
“Ada pihak pihak yang ingin memberikan aspirasinya kepada saya sebagai bagian dari Malang Raya. Mereka meminta saya untuk sama sama memberikan kontribusi untuk Malang Raya,” ungkap Anton.
Menurut Abah Anton, keinginan para ulama untuknya kembali ke kancah pemerintahan dan politik cukup besar. Dukungan besar menanti dirinya dalam pencalonan di DPR RI.
“Para ulama meminta kalau Abah Anton tidak mau mencalonkan kepala daerah, maka akan dicalonkan di DPR RI,” ujar Abah Anton.
Namun Abah Anton masih belum menentukan sikapnya atas dukungan dari kalangan ulama tersebut. Kendati demikian, menurutnya banyak kalangan yang ingin dirinya kembali meneruskan ‘origami’ pemerintahan yang sempat terputus selama masa kepemimpinannya.
“Akan tetapi masyarakat Malang masih menginginkan saya sebagai tokoh yang diminta kembali untuk meneruskan program yang belum selesai di periode 2015-2016 silam,” imbuhnya.
Anton juga membeberkan bahwa keikutsertaannya dalam peringatan Satu Abad NU sebagai pengenalan dari NU kepada warga Kota Malang.
“Inilah salah satunya untuk memberikan istilahnya pengenalan, penyampaian kepada masyarakat. Makanya satu abad nu ini saya diminta untuk ikut keliling kirab Kota Malang. Peringatan sekaligus pengenalan,” pungkas Anton. (Dop/Arf)