Javasatu,Malang- Paguyuban Asih Mring Sesami (AMS) memiliki padepokan di Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Paguyuban ini menggelar tur religi jilid III, dengan rute Blitar, Magelang, dan Wonosobo.
Diketahui, paguyuban ini dipimpin oleh seorang wanita bernama Puji Rahayu Setyaningsih yang merupakan putri dari Eyang Handoko Kusumo atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Wali sang pendiri padepokan tersebut.
Bersama puluhan anggotanya, ia menggelar tur religi yang bertujuan untuk lebih memahami asal usul Tanah Jawa, agar bisa melestarikan jejak para leluhur.
“Iya untuk tur religi jilid tiga ini, agar kita semua bisa memahami dan melestarikan apa yg sudah ditinggalkan oleh leluhur, supaya generasi kedepan dapat mengetahui, belajar dan melestarikan adat dan sejarah sebagaimana menjadi orang jawa sesungguhnya” jelas Puji.
Di hari pertama, Sabtu (5/9) pukul 16.00 WIB, rombongan berangkat dari padepokan menuju makam Eyang Wali Handoko Kusumo yang berada di Desa Babadan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
“Ziarah dulu ke makam ayah sebelum melakukan perjalanan” tutur Puji.
Setelah melakukan ziarah sekitar 1 jam, usai melakukan salat maghrib, rombongan bergegas melanjutkan perjalanan.
Minggu (6/9) pukul 04.30 WIB, rombongan tiba di Kabupaten Wonosobo. Lokasi pertama yang mereka kunjungi adalah Gunung Dieng.
“Nah, pagi ini kita tiba di Gunung Dieng, di sini terdapat sebuah goa yang dipercaya sebagai tempat pertapaan Eyang Semar yang diberi nama Goa Semar” tutur Puji kepada rombongannya.
Rombongan berjalan menuju situs yang mereka tuju, namun sedikit mendapat kendala. Goa Semar yang akan mereka kunjungi ditutup untuk umum karena pandemi.
“Kita tidak beruntung, situs ditutup sudah 5 bulan lalu, akibat pandemi” ucap Puji.
Namun, dengan tekad bulat dan niat baik, hanya Puji bersama sang suami, Bakir Barada bisa masuk dengan mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan pihak pengelola.
“Utamanya jaga jarak tidak berkerumun, karena yang masuk saya dan suami” jelasnya.
Selanjutnya, tak jauh dari Goa Semar, rombongan mengunjungi Kawah Sikidang, menurut Puji, Kawah Sikadang menyimpan banyak legenda.
“Kawah Sikidang ini adalah tempat yang mempunyai legenda Pangeran Kidang Harungan. Tempat ini juga biasa dilakukan Larungan Rambut Gimbal yang sudah lama dilakukan oleh warga setempat” terang Puji kepada rombongannya.
Beberapa jam mereka menghabiskan waktu ditempat tersebut, dilanjutkan menuju Candi Arjuno yang terletak di perbatasan antara Wonosobo dan Banjarnegara.
Dikatakan Puji kepada rombongannya, Candi Arjuno adalah candi hindu pertama yang dibangun di tanah jawa.
“Candi ini (arjuno, red) masih sangat utuh dibandingkan dengan bangunan Candi Semar dan Candi Sembrada” kata Puji.
Jelajah Paku Tanah Jawa
Usai menjelajah dibeberapa wisata religi Kabupaten Wonosobo, rombongan menuju ke Kota Magelang tepatnya di Gunung Tidar.
Diketahui Gunung Tidar adalah sebuah gunung yang menjulang di tengah Kota Magelang, Jawa Tengah dan memiliki tinggi 503 Mdpl. Walaupun tidak setinggi gunung-gunung lain yang ada di Pulau Jawa, Gunung Tidar memiliki sejarah tentang tanah jawa.
Di gunung tidar terdapat petilasan Eyang Semar dan makam Syekh Subakir, serta ditancapkannya Paku Tanah Jawa, konon katanya sebagai penyeimbang tanah jawa.
“Selain itu ada makam Kyai Sepanjang, yang memiliki panjang sekitar 7 meter. Dan di puncak gunung ada makam Pangeran Purboyo” jelas Puji.
Di hari ketiga rombongan kembali menuju ke Malang. Puji berharap, bisa istiqomah untuk silaturrahmi ke leluhur tanah jawa. (Far/Saf)
Comments 1