JAVASATU.COM-SURABAYA- Gabungan aktivis lingkungan hidup yang terdiri dari Trash Control Community (TCC) Surabaya, Mapala Hang Tuah Suarabaya kolaborasi dengan Yayasan ECOTON Foundation Gresik melakukan pengecekan kualitas air Kali Surabaya yang berlokasi di Bendungan Jagir Kota Surabaya. Hasilnya mereka menyebut, kadar Phospat tinggi.

Para aktivis itu membawa alat uji kualitas air dengan menggunakan parameter kimia dan fisika seperti, TDS, pH, Nitrit, Nitrat, dan Phospat.
Berdiri di atas Bendungan Kali Jagir, para aktivis melakukan pengambilan sampel air Kali Surabaya dengan menggunakan tong stainles kemudian dilakukan proses pengecekan.
Brian Pramana Aprilio Pradipta Adi yang merupakan peneliti Air dan Biota dari Komunitas TCC Surabaya, yang juga merupakan mahasiswa aktif Biologi UINSA Surabaya mengungkapkan, pengecekan kualitas air Kali Surabaya tepatnya di atas Bendungan Kali Jagir sudah dilakukan kesekian kalinya oleh Komunitas TCC Surabaya, dan kegiatan kali ini melibatkan komunitas Mapala Hang Tuah Surabaya dan menemukan kadar Phospat tak wajar di Kali Surabaya melebihi baku mutu PP Nomor 22 tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Kegiatan pengecekan Kualitas air Kali Surabaya ini memang rutin kita lakukan, dan sudah ke empat kalinya saya bersama teman TCC melakukan pegecekan tersebut, dan yang membuat saya tercengang ketika melihat hasil phospat Kali Surabaya yang ternyata jauh di atas baku mutu, bahwa pada hari ini saya mencatat bahwa kadar phospat air kali Surabaya sebesar 40 ppm jauh diatas baku mutu kelas 1 yang bisa ditoleransi yaitu 0,2 ppm, seperti yang tertuang dalam lampiran 6 PP Nomor 22 tahun 2021 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” papar Brian Pramana melalu press release yang diterima redaksi Javasatu.com, Minggu (22/1/2023).
Tingginya Kadar Phospat Pemicu Eutrofikasi dan Punahnya Ikan serta Biota Kali Surabaya

Muhammad Ubaidillah, Divisi perairan Komunitas Mapala Hang Tuah Surabaya menerangkan, kandungan Phospat yang tinggi merupakan indikator bahwa kali Surabaya banyak tercemar oleh limbah domestik rumah tangga seperti deterjen, sabun cuci, dan aktivitas industri dengan skala besar membuang limbahnya ke sungai tanpa di olah/ di treatmen terlebih dahulu melalui instalasi pengelolaan air limbah.
“Pada konsentrasi yang normal, bahan orgnik, unsur hara N (Nitrogen) dan P (Fosfat) menguntungkan bagi pertumbuhan fioplankton. Ketika konsentrasi atau kadar fosfat dan nitrogen tinggi dan melebihi baku mutu, maka terjadi blooming (pertumbuhan fitoplankton yang pesat) atau eutrofikasi. Akibatnya, kualitas air pada perairan tersebut menjadi menurun, yaitu konsentrasi oksigen terlarut turun yang menyebabkan makhluk hidup misalnya ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik dan menyebabkan ikan mati”, paparnya.
Selama melakukan kegiatan mendeteksi kesehatan kali Surabaya, para aktivis lingkungan juga menemukan sampah plastik, popok dan sachet yang terapung di badan air kali Surabaya.
“Selama melakukan pengecekan kualitas air di kali Surabaya kami juga banyak menemukan sampah plastik kresek, styrofoam, sachet dan popok yang mengambang di badan air Kali Surabaya, yang hal tersebut perlu dilakukan tindakan pembersihan sampah plastik dari Kali surabaya untuk meminimalisir kontaminasi mikroplastik di Kali Surabaya”, sambungnya.

Rafika Aprilianti Kordinator AKSI BRANTAS Surabaya menambahkan, mikroplastik sendiri merupakan partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter yang berasal dari degradasi sampah plastik. Mikroplastik sudah masuk kedalam rantai makanan manusia dan berbahaya jika masuk kedalam tubuh manusia, karena mengandung senyawa kimia berbahaya meliputi styrene, bisphenol A dan phtalate.
“Senyawa tersebut merupakan senyawa pengganggu hormon reproduksi. Selain itu mikroplastik juga dapat menjadi vektor pembaw polutan berbahaya di lingkungan menuju tubuh manusia yang dapat merusak sistem imun, sistem metabolisme tubuh manusia dan sebagai pemicu penyakit kanker, diabetes melitus dan penyakit kronis lainnya”, terang Rafika.
Melihat banyaknya kontaminasi sampah plastik di Kali Surabaya, ECOTON bersama komunitas pecinta lingkungan Surabaya akan melakukan kegiatan lanjutan untuk mendeteksi kontaminasi Mikroplastik di Kali Surabaya dan menghitung banyak nya partikel serta jenis mikroplastik yang mencemari Kali Surabaya.
“Kali Surabaya merupakan anak sungai dari Sungai Brantas yang merupakan sungai strategis Nasional, dan 80% dari Kali Surabaya digunakan sebagai bahan baku PDAM Kota Surabaya yang mengairi jutaan masyarakat di beberapa kota di Jawa Timur. Selain itu, warga Surabaya juga memanfaatkan Kali Surabaya sebagai baku air untuk mengairi tambak ikan di beberapa tempat di Surabaya dan warga sekitar kota Surabaya juga banyak melakukan aktivitas memancing di sepanjang Kali Surabaya,” pungkas mereka. (Sir/Arf)