JAVASATU.COM-MALANG- Selain mempertahankan, Kota Kepanjen diketahui sudah 12 kali meraih Piala Adipura. Akan tetapi belum bisa meraih piala yang lebih tinggi lagi yaitu Piala Adipura Kencana yang juga dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia.
Bupati Kabupaten Malang HM Sanusi menjelaskan, jika perolehan prestasi itu tentunya harus mendapat dukungan dari masyarakat luas.
“Kendala utamanya masih pada sektor pertanian dan lingkungan hidup, terutama terjadinya pencemaran udara dan air,” terang Sanusi, Senin (6/3/2023).
Menurut Sanusi, hal itu sangat berpengaruh terhadap penilaian pada Kota Kepanjen dalam meraih Piala Adipura Kencana. Bahkan tidak itu saja masih adanya kegiatan warga Kepanjen, yang melakukan atau berkegiatan di sungai yang bisa mencemari air.
“Edukasi pada masyarakat masih harus ditingkatkan oleh OPD, mereka harus saling bersinergi untuk tingkatkan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata, Sanusi
Ada 14 titik penilaian yang diajukan oleh Pemkab Malang (DLH). Akan tetapi, Sanusi menyebut, saat dalam perjalanan masih ada beberapa masyarakat, terutama di wilayah Kepanjen yang membakar sampah ditengah sawah, masih adanya sungai sebagai MCK.
“Maka OPD terkait harus melakukan edukasi, utamanya warga Kepanjen yang dianggap melakukan pencemaran terhadap air dan udara. Karena masyarakat masih menjadi kendala utama untuk diraihnya Adipura Kencana bagi kota Kepanjen,” imbuh, Sanusi.
Untuk bisa meraih piala adipura kencana, diungkapkan Sanusi, masyarakat harus dimasifkan terlebih dahulu berpola hidup bersih dan sehat. Mereka harus bisa menjaga lingkungannya, baik secara individu maupun berkelompok utamanya lingkungan Kota Kepanjen.
“Kegiatan itu mempengaruhi perolehan nilai yang didapat, meski prosentasenya kecil tapi tetap sebuah pengaruh,” tukas Sanusi. (Agb/Arf)