JAVASATU.COM-MALANG- Diketahui, masyarakat di wilayah Malang Barat (Kabupaten Malang) yakni Pujon, Ngantang dan Kasembon masih saja dipusingkan dengan permasalahan ternak sapi. Kini masyarakat di situ ternak sapinya banyak yang mengalami luka hingga membusuk.
Salah satu peternak M.Khoirun, Kamis (1/9/2022) saat temui menjelaskan, hingga saat ini dampak wabah PMK masih saja dirasakan terutama bagi peternak yang sapinya mati. Sedang saat ini banyak sapi yang menghadapi pemulihan kesehatan, namun ada sapi yang mengalami luka hingga memborok atau membusuk.
“Sapi yang kena borok awalnya kena PMK, nah itu selesai langsung efeknya muncul borok. Habis terkena PMK muncul borok. Itu rata-rata muncul di tempong (paha sapi) nya,” ujar Khoirun, pria yang juga Anggota DPRD Kabupaten Malang Fraksi Golkar ini.
Kondisi tersebut terjadi sejak dulu awal muncul PMK hingga saat ini. Namun menurutnya, hal tersebut tidak berhubungan dengan vaksinasi PMK yang disuntikan ke ternak sapi.
“Jadi sapi yang memborok itu sesaat setelah terkena PMK. Jadi sapi itu memborok sudah sejak sebelum vaksin. Mulai sebelum vaksin, bukan terkait masalah vaksinnya,” terang Khoirun.
Permasalahan itu sangat dirasakan peternak, yang jelas berdampak pada ekonominya.
“Sapi nya sudah bisa memproduksi susu tapi (jumlahnya) berkurang dan belum optimal. Bahasanya peternak itu ambruk. Ada juga yang sampai mati,” jelas dia.
Sedang upaya yang dilakukan Khoirun dan peternak lainnya, adalah dengan pengobatan gratis dan membuat obat racikan yang berbahan tradisional dan bahan kimia.
Ia tak bisa menyebutkan ada berapa banyak sapi yang terkena luka tersebut. Namun menurutnya, ada sekitar 500 peternak dengan jumlah sapi yang diperkirakan mencapai 1.000 ekor yang telah ia lakukan pengobatan.
“Kalau peternaknya ada 500 an, mungkin jumlah sapinya antara 500 (ekor) sampai 1.000 an,” pungkas Khoirun. (Agb/Saf)