JAVASATU.COM-GRESIK- Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) Cabang Gresik tetap menjadikan bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat sebagai pilar utama yang ditangani, selain beberapa bidang lainnya. Karena itu, porsi alokasi anggaran yang diproyeksikan untuk bidang pendidikan lebih besar dibanding bidang lainnya.
“Ya, kami masih konsen pada pengembangan bidang Pendidikan. Alokasi anggaran yang akan kami salurkan paling besar, yakni 30 persen dari total dana penghimpunan. Sisanya, kami bagi dalam 4 bidang lainnya, yakni anak yatim, pemakmuran masjid, kemanusiaan, dan dakwah,” ujar Kepala YDSF Cabang Gresik Aries Munandar kepada awak media di Gresik, Selasa (3/1/2023).
Dijelaskan, mengapa bidang Pendidikan mendapat porsi alokasi anggaran terbesar, pasalnya pihaknya menaruh perhatian besar kepada para generasi muda yang saat ini statusnya masih sebagai peserta didik (siswa).
Di pundak para generasi muda lah, lanjut Aries, nasib bangsa ini akan dikendalikan. Karena itu, pihaknya merasa berkepentingan untuk menyiapkan generasi unggul, tanpa harus terganggu biaya pendidikan.
Tentang bentuk bantuan yang diberikan di bidang pendidikan, menurut dia bermacam-macam. Di antaranya, peningkatan kapasitas guru (lewat diklat-diklat), beasiswa murid, sarana/prasarana sekolah, kjuga kepada wali murid dalam bentuk kegiatan parenting untuk men-support pengembangan Pendidikan di sekolah dan untuk tumbuh kembangnya peserta didik.
Selain bidang pendidikan yang penyaluran dananya diplot sebesar 30 persen, 70 persen lainnya dibagi dalam 4 bidang lainnya. Dan, dari 70 persen dana itu, 40 persennya diplot untuk pemberdayaan masyarakat yang secara ekonomi tidak atau kurang mampu. Harapannya, masyarakat ke depan bisa lebih berdaya dari aspek ekonomi, apalagi pascapandemi Covid-19 yang banyak memakan korban, berupa terpuruknya sebagian besar sektor ekonomi.
Aries menargetkan, tahun 2023 ini YDSF Gresik mampu menghimpun dana masyarakat, baik dari zakat, infak, atau sedekah sebesar Rp 3,6 miliar. Target itu jauh lebih besar dari realisasi tahun 2022 yang tercatat Rp 2,6 miliar. Ia optimistis, seiring dengan membaiknya situasi perekonomian pascapandemi Covid-19, semangat para muzakki untuk berbagi kian meningkat.
“Tahun 2022 kemarin memang agak menurun, karena di antara donator kami banyak yang kena imbas pandemic. Mereka banyak yang kena PHK sehingga memutuskan untuk berhenti berdonasi. Tapi saat ini, kami cermati trennya meningkat lagi. Insya Allah terget Rp 3,6 M itu bisa kami raih,” tandasnya penuh optimistis.
Ia mengaku bisa merasakan betapa berat sebagian donator yang terdampak pandemi Covid-19, misalnya harus kehilangan pekerjaan, bahkan tanpa mendapat pesangon. Karena itu, YDSF juga memiliki program layanan donatur termasuk yang lagi tertimpa musibah atau kesusahan, terutama di bidang keuangan.
“Kami melacak atau melakukan investiasi siapa saja donatur yang kena musibah ekonomi itu. Kami komitmen memberikan bantuan secara berkesinambungan, hingga mampu kembali bangkit. Jadi yang asalnya donatur, kini ada yang berbalik jadi penerima bantuan. Kami berharap suatu saat bisa bangkit Kembali dan posisinya bisa menjadi donatur lagi,” ujar Aries yang didampingi Manajer Penghimpunan Dana, Syaifudin. (*)