Javasatu,Malang- Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 7 Tajinan, Kabupaten Malang melakukan aksi peduli lingkungan melalui karnaval desa dengan memakai kertas koran sebagai upaya program Recycle, Reuse dan Reduce (3R).
Kepala SMP Muhammadiyah 7 Tajinan Kabupaten Malang, Wahisuni menjelaskan acara karnaval tahun ini mengusung tema ‘Cinta Lingkungan dan Tanah Air’ dalam rangka karnaval bersih desa Sumbersuko untuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R.
Tujuan aksi ini untuk mengurangi sampah mulai dari sumbernya, mengurangi pencemaran lingkungan, memberikan manfaat kepada masyarakat, serta mengubah perilaku masyarakat hidup bersih.
Kata dia, kesadaran tentang pedulinya lingkungan tidaklah mudah dimiliki oleh setiap manusia, tidak hanya kalangan orang tua yang harus memiliki perilaku mencintai lingkungan, anak-anak yang nantinya akan menjadi penentu bangsa juga harus mulai diberi pendidikan mengenai mencintai dan menjaga lingkungan sejak masih di bangku sekolah.
Pendidikan yang berkarakter sejak usia dini akan membuat anak-anak tumbuh dengan rasa tanggung jawab kepeduliannya kepada lingkungan terkecil di rumah maupun di sekolah.
Ia menjelaskan, bank sampah merupakan salah satu program pemerintah untuk pelestarian lingkungan serta pemanfaatan sampah menjadi barang-barang yang bernilai jual.
Bank sampah yang ada di sekolah SMP Muhammadiyah 7 Tajinan lanjut dia, sebagai upaya mengenalkan istilah Bank Sampah bertema 3R di lingkungan sekolah.
“Sampah memang kerap kali bagian yang tak lagi bermanfaat bagi manusia, namun hal ini bukanlah alasan untuk diabaikan” ujarnya.
Ia membeberkan, pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan, Tradisi mengolah sampah dengan memilah berdasarkan jenisnya mulai diperkenalkan di sekolah menjadi cara berbudaya, karena kesadaran masyarakat lingkungan sekolah untuk menerapkan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang).
Menurutnya, lingkungan makin rusak, kesadaran akan kepeduluan lingkungan yang sangat minim. Padahal seharusnya dilestarikan apalagi Negara Indonesia mendapat predikat sebagai paru-paru dunia.
“Peserta karnaval peduli lingkungan diikuti kelas 7 -9 sebagai pembelajaran kepada peserta didiknya untuk bisa memanfaatkan barang bekas dimanfaatkan kembali ,” tukasnya. (yon/js1)