email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 23 Oktober 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Kebijakan Fiskal sebagai Upaya Pertumbuhan Keuangan Publik secara Merata

by Redaksi Javasatu
23 Oktober 2025
Mohammad Noer Sukardi. (Foto: Dok. Pribadi)

OPINI

Kebijakan Fiskal sebagai Upaya Pertumbuhan Keuangan Publik secara Merata

Oleh: Mohammad Noer Sukardi, Mahasiswa FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Sejak 2019, Indonesia menghadapi tekanan ekonomi serius akibat pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi anjlok hingga -0,4%, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 19.000 per dolar AS, dan harga bahan baku, terutama di sektor kesehatan, melonjak hingga 60%. Ketergantungan pada produk farmasi impor, khususnya dari China, serta turunnya ekspor hingga -5,6% menurut Bank Indonesia, menambah tekanan terhadap perekonomian nasional.

COVID-19, yang menular melalui udara, mempercepat penyebaran penyakit di masyarakat. Aktivitas sehari-hari seperti berbicara, bernyanyi, atau berkumpul di tempat umum dapat memicu infeksi, bahkan pada individu tanpa gejala. Kondisi ini membuat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi langkah krusial pada 2020, yang berdampak pada penurunan pendapatan negara hingga Rp 327 triliun dibandingkan 2019 (Kilas Balik Kinerja APBN, 2020).

Dalam kondisi resesi, peningkatan pajak atau pengurangan belanja pemerintah justru berpotensi memperlambat ekonomi. Sejalan dengan pandangan John Maynard Keynes (1936), pemerintah dapat meredam kontraksi ekonomi melalui peningkatan belanja publik untuk menjaga permintaan agregat. Prinsip ini menegaskan perlunya defisit anggaran saat ekonomi melambat, dan surplus ketika ekonomi sedang tumbuh.

ADVERTISEMENT

Stimulus fiskal terbukti efektif ketika pemerintah memilih meningkatkan belanja publik, dibiayai melalui utang domestik, dibandingkan menaikkan pajak atau memangkas belanja. Indonesia, misalnya, menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) domestik untuk menutupi defisit Rp 36,1 triliun pada 2020, mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Posisi utang domestik melalui SBN meningkat dari Rp 3.656 triliun (2018) menjadi Rp 6.301,9 triliun pada Juni 2022, sementara utang luar negeri relatif stagnan (Rp 803,1 triliun pada 2018 dan Rp 806,3 triliun pada 2022).

Seiring pemulihan ekonomi 2022–2023, pemerintah meningkatkan pembangunan infrastruktur, yakni jalan tol, jembatan, jaringan listrik, air bersih, hingga fasilitas kesehatan untuk mendorong pemerataan ekonomi. Tahun 2024 menjadi puncak siklus bisnis, diikuti pemulihan ekonomi 2025 melalui stimulus fiskal, termasuk pemindahan dana Rp 200 triliun ke Bank Himbara yang menurunkan suku bunga menjadi rata-rata 2,5%, mendorong pertumbuhan ekonomi meningkat 1% (Nota Keuangan APBN 2025).

(Gambar kiriman Mohammad Noer Sukardi)

Posisi utang Indonesia per November 2024 tercatat Rp 8.680,13 triliun, mayoritas (71,12%) berupa SBN domestik. Pinjaman luar negeri hanya 11,88%, menegaskan strategi pemerintah mengutamakan pembiayaan dalam negeri untuk mengendalikan risiko fluktuasi nilai tukar dan aliran modal keluar. Rasio utang terhadap PDB (Debt-to-GDP) tercatat 39,2%, masih jauh di bawah batas aman 60% menurut UU No. 17/2003.

BacaJuga :

Membangun Akuntabilitas Fiskal Melalui Pengawasan Publik di Era Digital

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Efektivitas stimulus fiskal terlihat dari efek domino terhadap perekonomian: suku bunga rendah mendorong masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah, meminjam modal usaha, investasi, hingga pengembangan UMKM. Akibatnya, perputaran ekonomi kembali bergerak, menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang tepat dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi secara merata.

(Gambar kiriman Mohammad Noer Sukardi)

Kebijakan fiskal bukan sekadar pengeluaran pemerintah, melainkan instrumen strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Stimulus fiskal yang dirancang berdampingan dengan kebijakan moneter, menurunkan inflasi, suku bunga, dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja, yakni menjadi kunci pemulihan dan pemerataan ekonomi di Indonesia. (*)

*Artikel ini untuk tugas perkuliahan

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: OpiniUntag Banyuwangi

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Wanita di Malang Gugat Anak, Menantu dan Besan karena Dugaan Utang Ratusan Juta

Desa Talunombo Wonosobo Jadi Destinasi Eduwisata Unggulan, Diminati Sekolah dari Jakarta

ADVERTISEMENT

Galaxy Z Series Bikin Efisiensi Bisnis Naik 30% Berkat Galaxy AI dan Gemini

Membangun Akuntabilitas Fiskal Melalui Pengawasan Publik di Era Digital

Polresta Malang Kota Gandeng Serikat Pekerja, Bentuk Barisan Jaga Kamtibmas

Prev Next

POPULER HARI INI

Desa Talunombo Wonosobo Jadi Destinasi Eduwisata Unggulan, Diminati Sekolah dari Jakarta

Dapur SPPG Yayasan Batik Tulis Celaket Malang, Siapkan Sajian Menu ala “Sultan”

Akademisi Soroti Gantangan Malang Satu Titik Mangkrak: “Potensi Besar, Tata Kelola Lemah”

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Warga Griya Shanta Malang Tolak Jalan Tembus, Sebut Lebih Untungkan Developer daripada “Publik”

BERITA LAINNYA

Desa Talunombo Wonosobo Jadi Destinasi Eduwisata Unggulan, Diminati Sekolah dari Jakarta

Galaxy Z Series Bikin Efisiensi Bisnis Naik 30% Berkat Galaxy AI dan Gemini

Membangun Akuntabilitas Fiskal Melalui Pengawasan Publik di Era Digital

Mikroalga, Superfood Alami Penyelamat Gizi dan Lingkungan dari Alam

Letkol Pnb Dika Resmi Jabat Danskadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Dapur SPPG Yayasan Batik Tulis Celaket Malang, Siapkan Sajian Menu ala “Sultan”

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Desa Talunombo Wonosobo Jadi Destinasi Eduwisata Unggulan, Diminati Sekolah dari Jakarta

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

Akademisi Soroti Gantangan Malang Satu Titik Mangkrak: “Potensi Besar, Tata Kelola Lemah”

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

%d