JAVASATU.COM- Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) mendesak aparat penegak hukum mengusut penyebar foto dan narasi hoaks yang menyerang Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, di media sosial.

Desakan itu disampaikan menyusul beredarnya unggahan foto hasil manipulasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menggiring opini negatif dengan menampilkan Yunus Nusi seolah berada di lokasi perjudian di Singapura. Konten tersebut beredar sejak 13 Desember 2025 dan menuai keresahan publik, khususnya pendukung PSSI.
Koordinator LAKSI, Azmi Hidzaqi, menilai penyebaran foto dan narasi tersebut merupakan bentuk pembunuhan karakter yang disengaja dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Foto tersebut sangat tendensius dan berpotensi memantik kebencian di masyarakat. Negara perlu hadir untuk mengusut siapa dalang di balik penyebaran hoaks ini,” kata Azmi dalam keterangan tertulis, Selasa (16/12/2025).
Azmi menjelaskan, perkembangan teknologi AI memungkinkan manipulasi visual dilakukan dengan cepat dan tampak realistis, sehingga kerap digunakan untuk membangun framing negatif terhadap individu tertentu.
Menurutnya, penggiringan opini melalui media visual sangat efektif memengaruhi persepsi publik, terutama jika disertai narasi provokatif dan judul bombastis.
“Hoaks semacam ini tidak lahir secara spontan. Pasti ada motif dan kepentingan tertentu di balik penyebarannya,” tegas Azmi.
LAKSI mengecam keras tindakan penyebaran informasi palsu tersebut karena dinilai mencederai harkat, martabat, dan kredibilitas Sekjen PSSI. Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar lebih kritis dan tidak mudah percaya terhadap foto, tangkapan layar, maupun judul berita yang bersifat provokatif di media sosial.
“Masyarakat harus waspada. Banyak konten hoaks yang mengatasnamakan media kredibel, padahal sudah diedit dan dimanipulasi,” ujarnya.
LAKSI berharap aparat segera mengambil langkah hukum tegas agar penyebaran hoaks serupa tidak terus berulang dan merusak ruang publik digital di Indonesia. (saf)