JAVASATU.COM-GRESIK- Momen tahun baru Islam 1 Muharam 1445 hijriah, komunitas Kawruh Sedulur Sejati mengadakan peringatan malam 1 Suro bertempat di salah satu rumah anggota yakni Ali Imron di desa Wonokerto, kecamatan dukun, kabupaten Gresik pada Kamis (20/7/2023).
Kegiatan yang mengusung tema ‘Hablumninallah, Hablumminnas dan Hablumminal Alam’ dihadiri 200 orang anggota.
Moh Ali Imron selaku Kordinator Komunitas Kawruh Sedulur Sejati sekaligus pegiat budaya mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk merekatkan dan menyatukan sedulur sesama muslim. Baik dalam bentuk Muasyaroh hubungan maupun Spiritual antar sesama muslim di samping menghidupkan kembali budaya yang hilang.
“Sesuai dengan ketiga tema ini menjadi tujuan penting untuk mengedukasi dan menelisik akan kebaikan serta Akhlakul karimah untuk kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat,” terang dia.
Dirinya juga mengucapkan syukur atas terselenggaranya kegiatan malam satu Suro.
“Alhamdulillah komunitas Kawruh Sedulur Sejati Wonokerto bisa menggelar peringatan malam Suro. Dan ini rutin setiap tahun diadakan. Insyaalah sudah 4 kali ini yang agak lumayan besar. Selain itu, peringatan ini menghauli Mbah Jumain sesepuh desa Wonokerto serta launching logo komunitas Kawruh Sedulur Sejati,” paparnya.
Meski acara dikemas dengan sederhana, santai penuh khidmah dan keakraban, ia berharap, bisa memberikan manfaat kepada masyarakat yang peduli terhadap budaya.
“Intinya kita menghidupkan dan membangkitkan kembali sebuah budaya yang nyaris hilang ditelan perkembangan zaman,” pungkasnya.
Sementara itu narasumber peringatan malam Suro, Ajengan Diaz Nawaksara dari Lesbumi pusat mengatakan, jika dulu saat 1 Suro digunakan untuk menyucikan benda pusaka seperti keris dan lainnya, kini peringatan 1 Suro digunakan untuk menyucikan raga, hidup dan ilmu.
“Dengan harapan masyarakat yang hadir dan memberikan sedekah pada malam hari ini kembali suci baik suci raganya, suci hidupnya maupun suci raganya,” terang Diaz yang juga selaku Divisi Sejarah dan Archielogi serta Kurator Aksara Nusantara.
Untuk di ketahui acara dihadiri oleh beberapa komunitas antara lain, Legian Pantura, Kajian Ilmu Sejarah Pantura, Mbah Ndarmo Qomaruddin Bungah, Ki Marmo Sapdotomo Dalang Macapat dari paguyuban Kamatitra. (Hoo/Arf)