JAVASATU.COM- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini terjun langsung ke area terisolir korban banjir di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah menggunakan perahu karet untuk memastikan korban sudah tertangani dengan baik, Jumat (6/1/2023).
Dikabarkan di laman resmi Kemensos, ada tiga lokasi yang terisolir yaitu Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero di Kecamatan Sukolilo dan Desa Tondomulyo, serta Desa Karangrowo di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.
“Kemarin, saya dapat kabar daerah Pati ini ada wilayah terisolir yang belum mendapat bantuan, terus saya datang ke tempat ini,” kata Mensos di Pati, Jumat (6/1/2023) dilansir dari laman resmi Kemensos.
Menurutnya, tekadnya menjangkau daerah terisolir didasarkan atas prinsip semua warga terdampak bencana berhak mendapatkan penanganan atau perlakuan yang sama.
“Saya selalu sampaikan (kepada jajaran), kita harus ada (bisa menjangkau) di titik-titik yang terjauh (yang tidak terjangkau), agar semua warga bisa mendapatkan hak mereka,” katanya.
Setibanya di lokasi pertama di Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero di Kecamatan Sukolilo, Mensos dihadapkan pada genangan air setinggi paha orang dewasa. Tanpa pikir panjang, ia segera mengenakan sepasang sepatu boots dan life jacket sebelum menaiki perahu karet yang telah disiapkan.
Mensos pun mengitari area pemukiman warga dan lahan persawahan seluas 600 hektar yang mendadak berubah bak hamparan sungai luas, sambil sesekali menyapa warga yang masih bertahan di rumah masing-masing dari atas perahu.
Kedalaman air di area ini diperkirakan mencapai dua meter lebih. Butuh waktu hampir 30 menit untuk perahu karet tiba di posko banjir Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero.
Hal serupa juga dilakukannya di Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan, yang kawasan rendamannya mencapai 150 hektar. Di lokasi ini, sekitar 276 rumah dengan 308 KK/894 jiwa terdampak.
Mensos pun menyambangi empat rumah warga terisolir di kawasan ini menggunakan perahu, sembari menyerahkan langsung bantuan kepada mereka dari atas perahu menjelang petang.
Membagikan mainan dan paket makanan kepada anak-anak juga tampaknya menjadi hal tak terpisahkan dari Mensos Risma. Hal ini dilakukannya tanpa terkecuali di ketiga lokasi yang dikunjunginya. Anak-anak pun berjejal, menginginkan pemberian langsung dari Mensos Risma.
Pati, dikatakan Risma, bukan lokasi pertama yang diberi bantuan oleh Kemensos. Sejak daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa dilanda banjir akhir tahun 2022 sampai awal tahun 2023, penanganan banjir telah dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah.
“Kita sudah lakukan (penanganan banjir) di hampir semua kabupaten/kota di Jawa Tengah, seperti Kota Semarang, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kudus, dan hari ini, Pati. Kita sudah bantu,” ucapnya.
Dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Pati sendiri, Kemensos telah mengirimkan bantuan logistik terdiri dari makanan siap saji 2.000 paket, bumbu siap saji 468 paket, makanan anak 1.500 paket, selimut 300 lembar, kasur 300 lembar, sandang bayi 300 paket, sandang dewasa 300 paket, pembalut wanita 1.080 paket, genset portable 2 unit, dan perahu evakuasi 3 unit.
Untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat yang terdampak banjir, mantan orang nomor satu di Surabaya ini juga mengecek dapur umum di dua lokasi, yakni di Sentra “Margo Laras” di Pati dan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati.
Ketua Forum Koordinasi (FK) Tagana Kabupaten Pati Muhtadi menyatakan dengan mengerahkan 23 personel Tagana Pati, dapur umum dari kedua lokasi tersebut mampu memproduksi nasi bungkus sebanyak 2.900 setiap harinya untuk didistribusikan ke sejumlah titik banjir.
“Dapur umum di 2 titik, di Sentra dan di Dinsos, sudah 4 hari ini berjalan. Yang di Sentra memproduksi kurang lebih 400 bungkus, yang di Dinsos kurang lebih ada 2.500 bungkus per hari, untuk 3 kali makan,” katanya di sela-sela kunjungan Mensos.
Santunan untuk 3 Korban Banjir di Semarang
Selain meninjau lokasi bencana banjir dan mengecek dapur umum, Mensos juga menyerahkan santunan kepada ahli waris dari tiga korban meninggal dunia akibat bencana banjir di Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Santunan senilai Rp15 juta per korban jiwa diberikan kepada Iin Sofiati ahli waris dari almh. Dinda Shefira Angelita asal Tegal, Puji Sugiharto ahli waris dari Muh. Kavinabeel asal Jepara, dan Parniati ahli waris dari alm. Sunaryo asal Ngawi. Saat kejadian, ketiganya tengah berada di Kota Semarang.
Iin Sofiati (48), yang merupakan ibu sekaligus ahli waris dari almh. Dinda Shefira Angelita (19) terpukul atas kehilangan anaknya yang tengah mengenyam bangku perkuliahan di Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Anaknya meregang nyawa akibat tersengat listrik saat melintasi area banjir tidak jauh dari indekosnya di Kota Semarang bersama temannya, yang juga meninggal di tempat yang sama, alm. Muh. Kavinabeel.
Atas perhatian Kemensos kepadanya, Iin mengucap syukur. “Sebenarnya, saya tidak berharap (santunan) ini, tapi karena ini bentuk perhatian dari Kemensos, apalagi diantar langsung oleh Ibu Menteri, saya Alhamdulillah sekali,” kata Iin usai menerima santunan di Sentra “Margo Laras” di Pati. (*)