JAVASATU.COM-MALANG- Peringati Hari Pers Nasional (HPN) 2022, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya menggelar berbagai macam kegiatan, mulai dari Uji Kompetensi Wartawan (UKW) hingga ziarah ke makam wartawan senior.

Selain itu PWI Malang raya, sebelumnya juga melakukan serangkaian kegiatan dengan menyalurkan paket sembako bagi mantan wartawan dan ke sejumlah panti asuhan dan pondok pesantren.
Saat menggelar tasyakuran potong tumpeng bersama anggota dan tokoh jurnalis Malang Raya, Ketua PWI Malang Raya, Cahyono mengatakan, banyak kegiatan sosial yang dilakukannya dalam menyambut HPN 2022 ini.
“Untuk menyambut peringatan HPN, kami melakukan berbagai kegiatan yang dimulai tadi pagi, Selasa (8/2/2022) dengan tabur bunga ke makam para senior kami yang telah meninggal dunia, dan silaturahmi ke keluarga yang telah di tinggalnya, serta menyalurkan paket sembako,” ucapnya.
Setelah itu, lanjut Cahyono, PWI Malang Raya menggelar tasyakuran dengan khataman Al-Quran dan pemotongan tumpeng yang di gelar pada Rabu siang (9/2/2022) di sekretariat PWI Malang Raya, di Ruko Istana Dinoyo, Jalan MT Haryono IA/Blok B 10 Kota Malang.
Dalam rangkaian HPN 2022 PWI Malang Raya juga menggelar UKW se-Indonesia yang akan dimulai tanggal 18 hingga 20 Maret 2022. Serta melakukan persiapan dalam rangka menggelar Pekan Olahraga Wartawan Nasional (PORWARNAS) di Malang.
“Kami harap dukungan seluruh pihak. Baik dari internal anggota PWI. Juga dari rekan rekan lintas organisasi profesi yang ada di Malang Raya untuk turut mensukseskan serangkaian acara yang bakal digelar oleh PWI Malang Raya.” Imbuhnya.
Sementara itu, menurut Gatot Sukardi mantan ketua PWI Malang era tahun 1983, menyampaikan bahwa PWI Malang Raya harus terus menunjukkan kemajuan dalam berorganisasi.
“Saya pesankan pada adik-adik wartawan anggota PWI Malang Raya, bahwa wartawan ini punya banyak kuping dan mata untuk terus berbagi dengan sekitarnya. Dan terus melakukan jalinan komunikasi dengan sejumlah pihak untuk terus memberi manfaat” ungkap wartawan yang berkarir sejak tahun 1963 ini.

Terpisah, Ketua IJTI Malang Raya. Mohammad Tiawan, mengungkapkan, di usianya yang semakin matang, PWI diharapkan mampu memberikan pedoman dan pelatihan kepada para jurnalis untuk terus melakukan kegiatan jurnalistik secara profesional sesuai ketentuan kode etik jurnalis. Selain itu dibutuhkan sertifikasi sebagai pelengkap identitas profesionalitas jurnalis yang diakui dewan pers.
Masing-masing organisasi profesi wartawan pun, lanjut Tiawan, juga bertanggung jawab untuk melakukan pelatihan kepada jurnalis yang tergabung guna menghindari kesalahan dalam penulisan yang berujung pada soal hukum ataupun intimidasi di lapangan.
“Tuntutan perubahan pasti akan terjadi seiring putaran zaman.Tidak ada kata putus asa bagi para jurnalis untuk menyampaikan informasi kepada publik. Maka profesionalitas untuk memegang teguh kode etik jurnalis adalah kunci jawaban dari dinamika itu sendiri.” ungkap pria asal Lamongan yang menjadi jurnalis Kompas TV ini. (Agb/Saf)