JAVASATU.COM- Peringatan Hari Guru 2025 di Kabupaten Malang justru diwarnai sorotan tajam terhadap kondisi pendidikan di wilayah barat dan selatan. Dua kawasan tersebut tercatat mengalami kekurangan guru paling parah, sehingga berpotensi mengganggu proses belajar mengajar di SD dan SMP Negeri.

Anggota DPRD Kabupaten Malang, Ahmad Andi, menyebut kekurangan tenaga pendidik di dua wilayah itu sudah masuk kategori darurat. Menurutnya, lonjakan jumlah siswa yang tidak seimbang dengan ketersediaan guru membuat kualitas pembelajaran semakin terancam.
“Di momen Hari Guru ini, kami ingin mengingatkan bahwa wilayah barat dan selatan adalah yang paling kritis. Kekosongan formasi guru sudah tidak bisa dianggap sebagai masalah biasa,” ujar Andi, Selasa (25/11/2025).
Andi menegaskan penghormatan terhadap guru tidak cukup hanya berupa seremoni. Ia menilai pemerintah harus segera menambah formasi guru, meningkatkan honor guru swasta, memperbaiki sarana sekolah, serta memastikan pelatihan berkelanjutan.
“Jumlah siswa SD dan SMP Negeri sudah mencapai 252 ribu. Tanpa penambahan guru, beban sekolah di wilayah barat dan selatan akan semakin berat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dr. Drs. Suwadji, S.Ip., M.Si., mengonfirmasi bahwa kebutuhan guru memang paling mendesak di dua wilayah tersebut. Ia menyebut total kekurangan guru Kabupaten Malang mencapai 3.546 orang dari berbagai mata pelajaran.
“Total guru yang aktif sekitar 9.530 orang. Kekurangan 3.546 guru ini sangat besar, dan sebagian besar bebannya dirasakan sekolah-sekolah di Malang bagian barat dan selatan,” ujar Suwadji.
Kekurangan itu meliputi guru kelas SD, PJOK, guru agama, guru BK, serta mata pelajaran inti seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, hingga TIK.
Untuk sementara, sekolah masih mengandalkan guru tidak tetap (GTT). Namun, kebijakan nasional terkait penghapusan honorer pada 31 Desember 2025 dikhawatirkan memperparah situasi.
“Kalau GTT dihapus, bisa lumpuh. Tidak mungkin sekolah membiarkan anak-anak tanpa guru hanya karena formasi belum turun,” kata Suwadji.
Tahun ini Kabupaten Malang telah mendapat formasi P3K sebanyak 1.105 orang, dan tahun depan akan ada tambahan lagi. Namun jumlah tersebut belum cukup menutupi kekurangan ribuan guru yang tersebar terutama di Malang barat dan selatan.
“Kami berharap ada kelonggaran dari pemerintah pusat. Selama formasi belum mencukupi, GTT tetap harus diizinkan mengajar. Pembelajaran tidak boleh berhenti,” tegasnya.
Dengan kondisi tersebut, Hari Guru kali ini menjadi pengingat bahwa pemerataan tenaga pendidik di Malang barat dan selatan masih jauh dari ideal dan membutuhkan langkah cepat dari pemerintah daerah maupun pusat. (saf)