JAVASATU.COM- Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Gresik mendorong setiap pesantren memiliki lumbung pangan santri sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan sekaligus mengatasi krisis regenerasi petani.

Gagasan tersebut ditegaskan dalam peringatan Hari Tani Nasional ke-62 yang digelar melalui acara Ngobrol Pertanian Inspiratif (NGOPI) di Wisata Lontar Sewu, Menganti, Rabu (24/9/2025).
Ketua PC LPPNU Gresik, Muzarodin, menyebut petani NU adalah penjaga strategis ketahanan pangan.
“Nilai-nilai spiritual pesantren harus diintegrasikan dengan pertanian. Santri bisa menjadi basis regenerasi penggerak pertanian, dan lumbung pangan pesantren adalah jawaban konkret,” ujarnya.
Pembina PC LPPNU Gresik, Isnanto, menambahkan pesantren memiliki potensi besar dalam kemandirian pangan. Saat ini ada sekitar 40 ribu pesantren di Indonesia dengan lima juta santri, setara dua persen populasi nasional.
“Jika pesantren mengelola lahan secara mandiri, bukan hanya kebutuhan pangan santri yang terpenuhi, tetapi juga karakter dan etos kerja santri bisa terbentuk,” jelasnya.
Ketua KETAN MAPAN, Ir. H. Sukardi, menilai kemandirian pangan pesantren akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
“Pesantren sangat logis memiliki lumbung pangan sendiri. Dengan begitu, kebutuhan pangan santri bisa terpenuhi secara mandiri,” katanya.
Hal senada disampaikan Anggota DPRD Gresik, H. Abdullah Hamdi. Ia menegaskan peran LPPNU bersama KETAN MAPAN sangat penting dalam mendampingi pesantren agar dapat memanfaatkan lahan yang dimiliki.
“Ini langkah strategis untuk memperkuat jaringan ketahanan pangan berbasis pesantren,” tegasnya.
Melalui peringatan Hari Tani Nasional ini, LPPNU Gresik berharap kehadiran Lumbung Pangan Pesantren menjadi solusi nyata dalam memenuhi kebutuhan pangan santri sekaligus mencetak generasi santri yang siap terjun sebagai penggerak pertanian di masa depan. (hoo/nuh)