JAVASATU.COM-MALANG- Dalam wawancara eksklusif dengan Dimmy Haryanto, salah satu tokoh pergerakan di Kota Malang, diketahui bahwa penamaan stadion Gajayana Kota Malang tidak terlepas dari respons kreatif terhadap dampak Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) oleh Ebes Sugiyono, Wali Kota Malang saat itu.

“Nama Stadion Gajayana Malang tidak bisa dilepaskan dari Peristiwa MALARI yang terjadi di Jakarta. Peristiwa Malari adalah Malapetaka Lima Belas Januari. Yang terjadi di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1974. Efek dari Peristiwa Malari dampaknya sampai ke Kota Malang,” ungkap Dimmy Haryanto kepada Javasatu.com saat wawancara, Kamis malam (11/01/2024).
Dalam wawancara, Dimmy mengungkapkan, pada awalnya, yang mengusulkan nama Stadion Gajayana Malang adalah tiga orang anggota DPRD Kota Malang saat itu. Yaitu: (1) Dimmy Haryanto (dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia/ PDI. Bukan PDIP); (2) Murtono Aladin (dari Fraksi ABRI Angkatan Laut); dan (3) Jasman Supriyadi (dari Fraksi Golkar). Tiga orang anggota DPRD Kota Malang tersebut, kemudian mengusulkan nama Stadion Gajayana Malang kepada Ebes Sugiyono, yang menjadi Wali kota Malang pada tahun 1973-1983.
“Termasuk lahirnya IDJEN FAIR. Yang pada era modern ini, dikenang semacam Event Malang Tempoe Doeloe di Jalan Ijen Kota Malang,” ujar Dimmy.
Untuk menjelaskan secara rinci, Dimmy Haryanto akan menghadiri Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang. Diskusi ini khusus membahas rencana penyusunan Buku Spektrum Kota Malang Edisi Khusus SATU ABAD STADION GAJAYANA MALANG. Acara tersebut dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 12 Januari 2024, mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, di Ruang Diskusi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang, Jalan Ijen Kota Malang. Acara terbuka untuk umum dan tanpa biaya masuk. (Wes/Arf)