JAVASATU.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) tengah menyiapkan 47 hektar lahan di wilayah utara sebagai kawasan sentra Alpukat Pameling, komoditas hortikultura buah unggulan yang disebut eksotik dan bernilai tinggi.

Lahan tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni Lawang, Singosari, Karangploso, dan Dampit.
Penanaman akan dimulai sesuai arahan Bupati Malang dalam rangka mengembangkan komoditas non-pangan berbasis hortikultura.
“Alpukat Pameling ini tanaman eksotik, hortikultura buah yang menjadi basis unggulan. Saat ini sudah disiapkan lahan kurang lebih 47 hektar di empat kecamatan wilayah utara,” ujar Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Avicenna Saniputra, Jumat (19/9/2025).
4 Wilayah Tematik Pertanian Malang
Avicenna menjelaskan, Kabupaten Malang memiliki empat wilayah tematik pertanian. Wilayah utara akan difokuskan pada Alpukat Pameling, timur menjadi sentra kentang granola, selatan sentra kopi, dan barat sentra hortikultura sayuran dengan bawang merah batu hijau sebagai komoditas unggulan.
“Tiga wilayah sudah berjalan. Kini fokus pada wilayah utara dengan alpukat Pameling sebagai unggulan,” jelasnya.
Dorong Ekspor hingga Pasar Global
Menurut Avicenna, alpukat Pameling sudah ditanam sebagian di Kecamatan Lawang, Karangploso, dan Kalipare. Bahkan, kelompok tani di Lawang berhasil mengekspor produk olahan alpukat ke Belanda dan Arab Saudi. Ke depan, peluang ekspor akan terus diperluas.
“Potensinya luar biasa. Harganya bisa Rp35 ribu-Rp40 ribu per kilogram. Satu buah beratnya bisa mencapai 1–1,8 kg. Nilai tambahnya besar, sehingga petani akan semakin tertarik membudidayakan,” tegas Avicenna.
Untuk mendukung program ini, DTPHP bekerja sama dengan kelompok tani bersertifikasi untuk penyediaan bibit, sementara akses pasar akan digarap bersama mitra dagang yang sudah ada.
Masih Tahap Perencanaan
Meski sudah disiapkan, program ini masih dalam tahap perencanaan. DTPHP saat ini menggelar pelatihan bagi petani, mulai dari manajemen budidaya, pengembangan pasar, hingga pengolahan pascapanen.
“Ini akan jadi kawasan percontohan. Dari situ nanti bisa diperluas sesuai kebutuhan dan kesiapan petani,” pungkas Avicenna. (agb/nuh)