JAVASATU.COM-MALANG- Kota Malang belum dalam kondisi “baik-baik saja” jika ekosistem ekonomi kreatifnya tidak berjalan secara kolaboratif dan berkeadilan. Demikian ditegaskan Vicky Arief, salah satu penggerak ekonomi kreatif Kota Malang, ditemui di sela acara Jagongan Mlebu Metu: #KotaMalangTidakBaikBaikSaja, Jika? yang digelar Selasa (20/5/2025) di Malang Creative Center (MCC) lantai 2 Kota Malang, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

Menurut Vicky, kunci kemajuan Kota Malang ada pada sinergi antar stakeholder mulai dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, media, hingga industri keuangan dan agregator.
“Kota Malang tidak baik-baik saja jika kolaborasi lintas stakeholder ini tidak terjadi,” tegasnya.
Vicky juga menyoroti pentingnya regulasi yang mendukung tumbuh kembang ekonomi kreatif seperti perda ekonomi kreatif dan komite ekonomi kreatif yang terstruktur.
“Jika tidak ada kebijakan yang mendorong, ekosistem ini sulit berkembang,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kota Malang juga tidak akan baik-baik saja jika nilai keadilan dan kejujuran dalam pengelolaan ekonomi kreatif tidak ditegakkan, serta jika sepuluh prinsip kota kreatif tidak dijalankan secara konsisten.
Vicky memaparkan progres Kota Malang dalam persiapan pengajuan UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
“Tahun 2024 kami sudah sebagai delegasi Indonesia, dan di 2025 kami sudah lolos administratif. Kini tinggal tahap penjurian untuk masuk ke jajaran kota kreatif dunia,” katanya.

Ia menekankan, upaya ini bukan sekadar selebrasi, melainkan komitmen agar Kota Malang berkelanjutan dengan pendekatan SDGs dan strategi ekonomi kreatif yang inklusif.
Saat ini, Malang Creative Center (MCC) menjadi contoh bagi 280 kota kabupaten yang berkunjung untuk belajar membangun ekosistem kreatif yang nyata. MCC menyediakan insentif, fasilitasi riset, pelatihan, inkubasi, dan pameran yang jarang ditemui di daerah lain.
Vicky menegaskan kontribusi ekonomi kreatif Kota Malang dapat dirasakan melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan investasi.
Ia menutup dengan ajakan tegas: “Kota Malang tidak baik-baik saja jika masyarakat dan komunitasnya tidak punya empati. Mari bersama berkontribusi untuk kota ini, bukan sekadar mengambil keuntungan dari Kota Malang.” (Saf)