JAVASATU.COM-MALANG- Dunia digital yang bising dan serba cepat melahirkan generasi gelisah, terasing, dan kehilangan makna. Di tengah realitas itu, Prof. Dr. H. Ahmad Barizi, M.A. muncul dengan tawaran jalan pulang: Sufisme Digital.

Konsep itu dilontarkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis (22/5/2025). Di hadapan sivitas akademika dan tamu undangan, Prof Barizi tidak hanya mengajukan ide baru, tetapi juga menyuarakan keresahan yang dalam tentang kondisi spiritual manusia modern di tengah hiruk-pikuk ruang maya.
“Dunia digital telah melahirkan anak-anak nakal dalam versi baru, lebih canggih, lebih liar, tapi juga lebih kosong,” ujarnya.
Menurut Prof Barizi, gelombang digitalisasi yang tidak diimbangi kedalaman spiritual telah mendorong masyarakat pada krisis makna dan kekosongan batin. Ia menyebut Sufisme Digital sebagai cara mengembalikan nilai-nilai sufistik ke dalam ruang digital, Yakni sebuah sintesis antara ajaran batin Islam dan algoritma zaman.
“Setiap jiwa rindu damai, dan Sufisme adalah tawaran Islam untuk dunia digital yang letih,” katanya.
Pidato akademik Prof Barizi jauh dari kesan normatif. Ia menjelma menjadi manifesto kepemimpinan intelektual yang menyentuh ranah etika, eksistensi, dan arah masa depan perguruan tinggi Islam.
Prof Barizi bukan sekadar akademisi yang paham kitab kuning. Ia juga membaca gejala sosial dan tantangan digital dengan cermat. Dalam dirinya, spiritualitas bertemu teknologi; nalar bertemu batin; dan gagasan bertemu momentum.
Pengukuhan ini sekaligus memperkuat posisinya sebagai figur yang disebut-sebut layak memimpin UIN Maliki Malang ke fase berikutnya. Sosok yang tak hanya memahami birokrasi, tapi juga mampu menyalakan lentera dalam gelapnya algoritma.
Di tangan Prof. Ahmad Barizi, visi digital leadership tak melulu tentang inovasi sistem, tapi juga penguatan nilai. Bagi kampus yang berada di persimpangan antara modernitas dan spiritualitas, ia datang membawa arah.
Dan di era ketika banyak yang kehilangan arah, ia menawarkan Sufisme Digital, bukan sekadar konsep, tapi jalan pulang. (Saf)